Menggunakan kata -Tinjauan Perspektif-, saya jadi tersenyum sendiri karena adik saya pernah mengatakan "itu makanan apa yach?" Ya Intinya sich saya hanya mencoba menafsirkan makna-makna tulisan sabda Allah bagi umat manusia dan berusaha bagaimana seharusnya diharapkan kita sebagai yang menerima pesan tersebut bertindak dan bersikap sehingga Allah yang akan dimuliakan sebagai output akhirnya.
Bukan apa-apa, saat ini banyak orang yang membuat firman Allah itu untuk ditafsirkan dan disampaikan demi mencapai tujuan manusia itu sendiri tanpa lagi menganalisa dan merenungkan lebih dalam dampaknya bagi kemuliaan Allah sebagai output dari penafsirannya tersebut. Kalau bahasa sederhananya adalah Cocoklogi, dimana untuk mendukung maksud-maksud tersembunyinya, diambillah ayat-ayat sesuai seleranya dan membuat ayat-ayat tersebut sebagai pendukung teori atau aplikasi yang telah dilakukannya. Kalau sudah begini, apa bedanya lagi kitab suci dengan kulkas yang ada dirumah kita masing-masing! Ketika kita butuh sesuatu, kita tinggal buka pintu kulkas dan mengambil yang penting bagi kita lalu menutupnya kembali. Demikian juga dengan ayat-ayat kitab sucinya :)
Bagi saya, kitab suci sebagai pesan Allah sebagaimana juga kalau kita menuliskan surat cinta, meskipun dituliskan dan diceritakan sampai beratus dan beribu halaman, tentulah punya suatu tema utama yang ingin disampaikan sang penulisnya.
Jadi, marilah saya bahas kisah Melkisedek ini dari pertama sekali kemunculan namanya di dalam kitab suci tersebut.
Nama Melkisedek pertama sekali muncul di kitab Genesis pasal....