Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Ramadhan, Momennya agen Perubahan

11 Juli 2013   00:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:43 263 1
[caption id="" align="alignleft" width="260" caption="Moslem Kid"][/caption] Bulan Suci Ramadhan telah tiba di negara kita, negara yang memiliki komunitas penduduk muslim dengan kategori salah satu yang terbesar didunia. Ornamen, spirit, simbol dari bulan Ramadhan akan sering menghiasi dan mewarnai semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara Republik Indonesia, negara yang dikatakan menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia ini. Momen Ramadhan merupakan momen yang sangat tepat dalam memberdayakan serta membentuk anak-anak kita untuk menjadi bagian dari agen perubahan dimanapun mereka berada. Bagaimana caranya? Dengan banyaknya para ahli agama Islam terkemuka di Indonesia, yang bermunculan dengan variasi versi pembahasan dalam berbagai sektor terkait dengan nilai Ramadhan ini, yang akan jamak menghiasi media cetak dan elektronik, tidak ada salahnya kita melihat dalam sektor yang lebih sederhana terkait dengan terciptanya waktu 30 hari untuk mulai melatih dan membentuk anak-anak kita menjadi agen perubahan dalam masa Ramadhan ini. Masa Ramadhan merupakan masa lengkap untuk membentuk karakter anak, yang bukan hanya sekedar belajar untuk berpuasa sesuai Hukum Islam akan tetapi juga belajar mengenal diri, menguasai diri, dan meneladani semua hal baik dari ajaran kitab suci AlQuran serta menjauhi hal yang jahat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi keluarga yang bukan beragama Islam, masa Ramadhan dapat dikaitkan dengan pembentukan karakter anak terkait dengan belajar bersikap menghargai masa berpuasa rekannya yang beragama Islam, dengan menunjukkan karakter tidak melanggar dan tidak merangsang kemarahan atau sikap negatif-nya serta memupuk spirit dapat bekerja sama dalam agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing. Mendidik karakter anak pada masa Ramadhan seyogyanya berfokus pada pembentukan nilai konsekuen dan konsisten antara apa yang diyakini dan apa yang dijalankan. Ibadah yang terbaik adalah ibadah tulus dari hati yang merupakan ibadah yang berbanding lurus antara perkataan, attitude, tingkah laku serta melakukan ajaran agama. Menumbuh kembangkan kepekaan sosial anak dalam masa Ramadhan termasuk juga pada masa sesudah Ramadhan, untuk belajar makna bersyukur bahwa Tuhan Yang Maha Esa sudah memberikan kesempatan, kesehatan, keluarga dan boleh hidup betapapun ada beberapa hal yang ingin diperbaiki seperti kondisi ekonomi dan kondisi sosial. Anak dapat dilatih dengan berkunjung ke panti asuhan, panti jompo, tempat penampungan anak jalanan, dan lokasi sejenis untuk belajar berbagi dan mungkin tanpa disadari anak telah dilatih untuk mengembangkan wawasan worldvision pada lingkungan sekitarnya dalam bentuk kepedulian sosial, misalnya. Masa Ramadhan merupakan masa untuk menanamkan konsep keseimbangan antara nilai prinsip dan toleransi yang lambat laun dirasa mulai pudar pada kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia ini. Hal prinsip merupakan hal yang menjadi pembeda kita dengan orang lain, akan tetapi nilai toleransi juga tidak boleh ditiadakan karena menjadi berbeda itu adalah hak asasi manusia dan kita wajib menghargainya serta wajib mewariskan skill ini kepada anak kita . Anak dalam masa Ramadhan dapat belajar hakekat keberbedaan dan toleransi dari prinsip dasar Bhinneka Tunggal Ika dengan sesamanya yang bukan beragama Islam. Mengarahkan anak sebagai agen perubahan dapat dilakukan pada masa Ramadhan dengan memupuk sikap, tingkah laku serta atribut kepemimpinan dan prinsip Islami yang benar. Anak bukan diarahkan untuk meniru, atau berlagak seperti seorang ustadz / pendakwah tetapi anak difokuskan untuk melakukan kesemua hal benar itu dengan alami dan natural. Percayalah bahwa hal yang alami dan natural akan lebih membawa dampak daripada atribut yang dipaksakan demi kehormatan orang tua tanpa memperhatikan perkembangan anak. Contoh yang dapat dipelajari adalah seperti Teladan Kepemimpinan Qolbu ala (Alm.) Ustadz Jefri Al Buchori. Tidak ada manusia yang 100% tidak pernah berdosa, maka masa Ramadhan dapat dipakai untuk memotivasi keinginan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik hari demi hari dan bahkan berlangsung secara kontinu walau masa Ramadhan telah lewat. Memang masa Ramadhan merupakan masa yang menguntungkan karena ada dorongan sekeliling dibantu dengan hampir semua anak muslim melakukannya, tetapi ujian batin yang sesungguhnya terletak ketika anak dihadapkan pada situasi moral pelik dan anak dapat mengatasinya dengan hati nurani yang bersih. Dan bila itu terjadi, bersoraklah karena wujud anak sebagai agen perubahan itu telah mulai terbentuk. Masa Ramadhan adalah masa kebersamaan dimana pembentukan anak harus selaras dengan keinginan rekan sekalian sebagai orang tua untuk menjadi individu yang lebih baik sesuai nilai Al Quran. Mari kita berfokus kepada ajaran kitab suci serta bagaimana melakukannya dalam kehidupan, dan bukan hanya bergantung semata-mata kepada dogma, atau olah pikir manusia yang terkadang tanpa sadar, telah tersegmentasi menjadi golongan A, golongan B, dan golongan lainnya. Meski berat untuk menjadi teladan yang ditiru dari anak-anak kita, pahala besar di surga sudah menanti dan lagipula, apakah ada orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang bukan saja memiliki kepandaian, akan tetapi juga ketaqwaan kepada Tuhan dengan budi pekerti luhur? Meski sebuah sorotan sarkastis dapat nampak dengan makna “Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anak kecil?” dan ditujukan untuk menghancurkan harapan akan sebuah perubahan yang lebih baik, mari kita tetaplah maju dan bekerja keras. Seorang anak dapat membuat perbedaan besar di negara Indonesia yang mungkin terbentuk ketika dia mendapatkan nilai-nilai berharganya ketika mengarungi masa Ramadhan-nya yang bernilai, masa Ramadhan yang membentuknya menjadi agen perubahan dengan wawasan worldvision. Selamat berpuasa dalam bulan Ramadhan ini dan salam sukses selalu. Twitter : @solusi_bijak

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun