Dunia dengan dinamika yang cepat dan serba terkoneksi pada era sekarang ini, kebahagiaan seringkali diasumsikan dengan melakukan interaksi sosial, memiliki strata sosial yang tinggi, dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Kehadiran media sosial telah menciptakan sebuah ilusi bahwa kebahagiaan hanya dapat ditemukan dengan validasi eksternal, dimulai dari jumlah followers atau "like", mendapatkan perhatian dari keluarga dan teman, serta meraih kesuksesan yang diakui publik. Perlu direnungkan bahwa kebahagiaan tidak akan selalu hadir ketika melibatkan faktor eksternal tersebut melainkan bisa didapat dengan merenung dan melihat ke dalam diri sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL