Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Woy… Dengarkan Jeritan Anak FKIP!!!!!!!!!!!

5 November 2011   03:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02 115 0

Parkiran penuh sesak. Itulah pemandangan yang pertama kali ditampilkan kala tiba di fakultas yang konon jumlah mahasiswanya paling banyak seantro Universitas Mulawarman ini. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Jika ditilik lebih dalam lagi, lahan parkirnya pun hanyalah sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk yudisium. Tanpa atap tentunya. Sementara lahan parkir yang sesungguhnya hanya mampu menampung kendaraan mungkin hanya 10 hingga 15 persen saja dari jumlah totalnya. Ini merupakan hal yang tidak baru bagi mahasiswa FKIP itu sendiri.


Berpijak beberapa langkah, tampak kerumunan mahasiswa memboyong kursi lipat ke salah satu ruangan di gedung berlantai dua yang biasa dikenal dengan nama “Gedung Baru”. Ini juga bukan pemandangan biasa disini. Kapasitas mahasiswa yang mungkin bisa dibilang kurang seimbang dengan jumlah kelas menyebabkan “rebutan kelas” sudah menjadi tradisi. Entah tradisi baru atau sudah turun temurun dilakukan. Tidak berhenti sampai disitu, memasuki ruangan kelas di “gedung baru”, lantai keramik terlihat tak utuh lagi, entah kemana perginya. Belum lagi korden-korden yang memelas. Warnanya tak putih lagi bahkan berselimut debu. Tampak lesu dan menyiratkan makna tak pernah di cuci. Melihat ke arah atap, daun kipas angin juga penuh debu. Ya, kipas angin ini rasanya satu-satunya fasilitas yang masih bisa diharapkan. Ternyata tidak. Kipas itu tak lebih dari sebuah aksesoris yang menggantung di awang-awang. Jangankan untuk mendinginkan udara ruangan, berputar saja tidak.


Jangan terlalu bermimpi untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa agar tidak membuang sampah sembarangan Bagaimana tidak, tempat sampah saja langka. Alhasil, sampah kertas hingga kemasan makanan berserakan di ruang kelas yang juga merupakan tempat pelaksanaan perkuliahan. Itu baru permasalahan dari segi fisiknya saja. Dari hal-hal yang masih bisa ditangkap mata. Sebenarnya masih ada lagi nada sumbang yang sempat saya dengarkan tentang fasilitas kasat mata di kampus ini. Wireless fidelity (Wifi) yang seharusnya menjadi penunjang bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya, sangat sulit sekali digunakan. Memang tidak sedikit yang terdeteksi. Namun entah mengapa tak satupun dapat memberikan kepuasan untuk berinternet ria. Padahal, akses internet sangat dibutuhkan terutama dalam penyusunan makalah berkaitan dengan penyelesaian tugas perkuliahan.


Pertanyaan yang tersirat di benak saya, sebegitu pelikkah permasalahan di kampus tercinta ini? Kampus ini merupakan gerbang penghubung yang nantinya akan keluar ribuan tenaga pengajar dari sana. Sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang nantinya akan melahirkan generasi-generasi penerus serta orang-orang yang siap menyandang predikat”sukses”. Sudah sepatutnya fasilitasnya dibenahi, diperhatikan agar nantinya menjadi penyulut bara motivasi dalam menimba pengetahuan, menciptakan kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada satu obatpun yang mampu mengobati penurunan kualitas belajar selain motivasi dalam diri sendiri. Belajar dalam paksaan, menghasilkan kekacauan. Namun belajar tanpa tekanan, akan berakhir pada kepuasan.


***


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun