Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Hubungan Antara Seni, Estetika, dan Kreativitas

4 November 2010   13:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 3629 0
Seni diajarkan sebagai seni untuk dihayati, dipahami dan dirasakan bukan sebagai pengetahuan untuk dihafal. Misal: seni musik; kita harus memahami isi dari lagu/syair yang ada dalam musik tersebut, dengan begitu kita akan membawakan musik dan lagu dengan baik.

Muharam (1991) menyatakan seni dikenal sebagai rasa keindahan umumnya dan rasa kaharuan pada khususnya yang melengkapi kesejahteraan hidup.

Hebert Reed (1982) menyatakan dalam penjelmaan rasa estetikanya dapat diwujudkan dalam menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan, dimulai dari gerak tari, perasaan dan gagasan.

Lowenfeld (1982) meneruskan seni adalah dinamika dari kesatuan aktivitas manusia dalam penggunaan simbol-simbol sebagai ungkapan dan abstraksi lingkungan manusia yang di organisasi menjadi konfigurasi.

Jadi, dari pendapat Muharam, Hebert Reed dan Lowenfeld dapat diambil kesimpulan bahwa seni adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang di ungkapkan dengan rasa keindahan dan diwujudkan dalam bentuk yang menyenangkan dimulai dari gerak hati, perasaan dan gagasan.

Dari pengertian seni tersebut sudah dapat dilihat bahwa seni berhubungan dengan estetika. Yang dimaksud dengan estetika itu sendiri adalah hal yang berkenaan dengan ekspresi atau ungkapan dari suatu bentuk keindahan dan perasaan haru/kekaguman.

Sebagai pendidik tentunya kita akan mengajarkan pendidikan seni kepada peserta didik kita, karena seni tersebut mempunyai peran-peran tertentu dalam kehidupan anak diantaranya:

- Sebagai pemenuhan kebutuhan,

- Sebagai terapi atau obat bagi diri sendiri; dengan melakukan seni, menciptakan seni dan berkarya atau menikmati seni itu sendiri dapat menghibur diri, melepaskan diri dari tekanan-tekanan dalam batinnya,

- Sebagai ungkapan atau ekspresi,

- Komunikasi; seni dapat di gunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan yang ingin di sampaikan.

Pendidikan seni diajarkan pada anak sesuai dengan perkembangan usia anak. Anak pada usia rendah diajarkan seni (musik atau lagu) yang masih tergolong mudah sehingga anak dapat memahami apa yang diajarkan pendidik. Sedangkan anak pada usia lebih tinggi diajarkan seni (musik atau lagu) yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pendidikan seni di usia kelas rendah.

Jelongo dan Issenberg (1993:68) menyatakan bahwa pendidikan seni mendasarkan pada 3 tujuan, yaitu : kreativitas, kemampuan dan apresiasi. Ketiga tujuan ini dalam pencapaiannya meliputi 4 unsur pengetahuan yaitu : hasil seni, sejarah seni, kupasan seni dan estetika.

Kemampuan dasar yang telah di miliki anak untuk berkreasi antara lain :

a. Mengamati, mencoba, bermain, menjawab pertanyaan dan berdiskusi kelompok

b. Berangan-angan tentang peran permainan, bercerita, menerapkan pengetahuan secara sederhana

c. Konsentrasi pada 1 jenis tugas dalam waktu yang singkat

d. Mengajarkan sesuatu dengan teman akrab

e. Mengulang-ulang sebelum bosan

Selain berhubungan dengan estetika, seni juga berhubungan dengan kreativitas.

Campbel (1995) menyatakan kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna dan dapat dimengerti.

Mayeski (1990) kretivitas sebagai suatu cara berpikir dan bertindak atau membuat sesuatu yang asli untuk individu dan orang lain.

Seefeldt (1994:419) menyatakan kreativitas merupakan kekuatan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil.

Dari pendapat Campbel, Mayeski dan Seefeldt dapat disimpulkan pengertian kreativitas adalah suatu cara berpikir seseorang yang diwujudkan dalam suatu bentuk kegiatan baru dan orisinil.

Antara seni, estetika dan kreativitas saling berhubungan karena Seseorang dapat mewujudkan kreativitasnya melalui seni. Dan seni yang mengandung estetika atau keindahan, akan lebih dapat diterima dan diminati dengan baik oleh masyarakat umum.





Semoga berkenan di hati!...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun