Dalam siaran Mata Nazwa Rabu Malam (31/3/10) di Metro TV yang saya tonton yang bertemakan “Risalah Negeri Tembakau” yang menghadirkan narasumber Fuad Baraja yang merupakan aktivis rokok mengatakan bahwa 70 persen yang menghisap rokok/perokok berasal dari kalangan orang miskin.
Pernyataan ini langsung membuat saya kaget dan terdiam, seolah-oleh tidak percaya bahwa tenyata 70 persen para perokok selama ini adalah orang miskin. Para perokok berasal dari usia tua, muda, maupun anak-anak sudah menjadi persoalan dari dulu.
Hal ini sangat ironis, karena kita ketahui bahwa harga sebungkus rokok cukup lumayan mahal, dan juga sangat membahayakan bagi kesehatan, baik yang merokok aktif maupun merokok pasif, akan dapat berdampak pada pernafasan (paru-paru), jantung, stroke, dan juga bisa berdampak pada masalah psikologis seperti depresi, stress dan lain-lain.
Jika para perokok menyadari akan dampaknya, lebih baik uang yang dipergunakan untuk membeli rokok dapat dipergunakan kearah kebutuhan yang lebih baik dan bermamfaat, daripada harus membelinya dengan uang yang cukup mahal dan juga harus menanggung dampak kesehatan bagi tubuh.