Saya benar-benar waswas, jika petani tebu rakyat ada pada titik frustasi tertingginya. Kekawatiran saya, bukan karena petani akan kompak membakar semua lahan tebunya. Tapi saya akan lebih kawatir, jika petani tebu malah kompak mengumpulkan dana pribadinya, lantas membangun pabrik gula (PG) untuk memproses tebu milik masing-masing petani.
Kenapa saya khawatir? Karena jika ada PG swadaya para petani tebu seperti yang saya maksud, maka sejumlah PG milik BUMN akan kehilangan pemasok bahan baku terbesarnya. Padahal, nyaris semua PG (termasuk PTPN XI) berbahan baku 75 persen lebih dipasok petani tebu rakyat. Jika sudah demikian, maka proses produksi PG milik BUMN, secara otomatis juga akan semakin melemah.