Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Semangat Sekolah Anak Pulau

6 Agustus 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 732 0
Pagi itu, 03 Agustus 2010 saya beserta seluruh rekan kerja berangkat menuju dermaga Marina Ancol. Kami akan melakukan perjalanan menuju ke SD, SMP dan SMA yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari Yayasan Toyota dan Astra, tempat saya bekerja. Perjalanan kami yang pertama adalah menuju ke Pulau yang terpisah jauh dari pulau-pulau yang lainnya. 1. Pulau Tidung [caption id="attachment_217473" align="aligncenter" width="300" caption="Sekolah di Pulau Tidung"][/caption] Perjalanan kami dari Marina menuju Pulau Tidung membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan speedboat berkapasitas 15 orang. Sesampainya di Pulau Tidung, kami disambut oleh perwakilan dari sekolah yaitu SMP 241 Pulau Tidung. Tujuan kami yang paling utama adalah silaturrohim dengan para pengajar, anak didik dan juga para orang tua-wali murid. Obrolan ringan kami terpusat pada perkembangan pendidikan di pulau, seperti proses belajar mengajar, kualitas pendidikan di pulau dan pastinya sejauh mana manfaat bantuan biaya pendidikan yang kami berikan selama ini, apakah tepat sasaran atau tidak. Alhamdulillah bantuan biaya pendidikan kami dapat bermanfaat dengan baik dan mendorong semangat belajar siswa yang berada di pulau. Di pulau Tidung kami berkesempatan bertatap muka dengan seluruh perwakilan dari seluruh sekolah yang kami bantu dan juga para orang tua wali murid dari mulai SD, SMP, SMA, SMK, MIN, MTSn dan MA. 2. Pulau Pramuka [caption id="attachment_217508" align="aligncenter" width="300" caption="Sekolah di Pulau Pramuka"][/caption] Selanjutnya kami menuju ke Pulau Pramuka. Pulau Pramuka merupakan pusat administrasi di gugusan kepulauan seribu. Disini kami juga sudah disambut oleh perwakilan dari sekolah yaitu bapak Cipto yang merupakan Kepala Sekolah Menengah Atas. Disini kami juga berkesempatan bertemu dengan  perwakilan dari seluruh sekolah yang menerima bantuan dana pendidikan dari Yayasan Toyota dan Astra mulai dari SD hingga SMA. [caption id="attachment_217476" align="aligncenter" width="300" caption="Angkutan Pelajar di Pulau Pramuka"][/caption] Kondisi pendidikan yang menjadi realita di pulau adalah tingkat pendapatan keluarga yang bisa dibilang dibawah rata-rata. Hampir sebagian besar mata pencaharian orang tua mereka adalah nelayan harian dan nelayan bulanan yang tidak menentu jumlah penghasilannya. Jangankan untuk membayar biaya pendidikan sekolah, untuk hidup sehari-hari mereka harus benar-benar berjuang menerjang ombak yang saat ini juga semakin tidak menentu cuaca di kepulauan seribu. 3. Pulau Harapan [caption id="attachment_217477" align="aligncenter" width="300" caption="Sekolah di Pulau Harapan"][/caption] Langkah selanjutnya yaitu perjalanan menuju ke Pulau Harapan yang terletak cukup jauh dari Pulau Pramuka. Kami membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk bisa mencapai Pulau Harapan. Tidak berselang lama, kami pun sampai di Pulau arapan. Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Kami juga sudah disarankan oleh nakoda untuk tidak berlama-lama hingga batas waktu sekitar pukul 16.00 WIB, karena dikhawatirkan ombak dan angin laut yang cukup tinggi dan tidak bersahabat. Kamipun bergegas menuju sekolah yang dituju untuk menjadi pusat kunjungan kami. Karena terbatasnya waktu yang kami miliki, kami memanfaatkan sebaik mungkin momentum tersebut. Kami menuju ke Sekolah Dasar Harapan 01 Pagi. Disana kami sudah disambut hangat oleh para murid dan orang tua wali murid beserta para staff pengajar setempat. Dari hasil sharing kami tidak jauh berbeda dengan pulau yang lainnya, kondisi pendidikan yang memprihatinkan dan yang membuat saya semakin miris adalah ' Mereka sebagai bagian dari masyarakat DKI Jakarta tetapi belum pernah berkunjung sama sekali ke Jakarta' yang membuat hati saya menangis ketika saya bertanya kepada salah satu murid ' Adek sudah pernah ke Monumen Nasional?' dan betapa meratapnya hati saya ketika mendengar jawaban jujur, polos dan lugu mereka ' Belum bu...saya ingin bisa melihat pabrik mobil Toyota juga bu.' Kemudian saya melanjutkan pertanyaan saya, ' Kalau sudah besar nanti, adek bercita-cita jadi apa?' Dan inilah jawaban yang saya tunggu, ' Saya ingin menjadi Guru, supaya bisa pandai ' Jawaban inilah yang kemudian memberikan angin sejuk di hati saya, semangat yang pantang menyerah Anak Pulau yang tidak luluh diterjang badai sekuat apapun. Semangat lainnya juga tak kalah diragukan adalah para Guru pengajar yang ditugaskan di seluruh Pulau. Semangat dan dedikasi beliau-beliau patutlah dicontoh oleh para pengajar di seluruh Indonesia. Semangat juang demi memperjuangkan pendidikan bagi seluruh anak didiknya mereka jalani dengan penuh keikhlasan. Seperti contohnya, masalah penggunaan buku yang tidak dispesifikasikan penerbitnya tetapi masih sesuai dengan kurikulum yang ada, kemudian para guru ini juga memberikan tambahan belajar setelah jam sekolah dan semuanya GRATIS tanpa dipungut biaya. Hal ini dilakukan semata untuk terus mendorong semangat para siswa tanpa membatasi ruang gerak kreatifitas mereka. Sungguh loyalitas dan dedikasi yang Luar Biasa dari para Guru di Pulau ini. 4. Pulau Bidadari [caption id="attachment_217478" align="aligncenter" width="300" caption="Sunset di Pulau Bidadari"][/caption] Selanjutnya kami menuju ke Pulau Bidadari untuk beristirahat. Sepanjang perjalanan mengarungi kepulauan seribu, hati saya seakan menangis tak henti, ketika melihat indahnya perairan pulau seribu yang dikotori oleh jutaan sampah kiriman dari Jakarta. Sampai kapan kesadaran ini manusia ini akan bisa menghasilkan sebuah keindahan dalam alam lingkungannya. Rasanya saya ingin marah kepada mereka yang dengan sesuka hati membuang sampah-sampah itu. Tunggulah alam ketika marah kepada manusia si pembuat ulah yang luar biasa. [caption id="attachment_217479" align="aligncenter" width="300" caption="Menunggu surya tenggelam di Pulau Bidadari"][/caption] Saya langsung menuju beberapa spot untuk menikmati suasana sunset di Bidadari. Akhirnya, moment yang ditunggupun mulai menghangatkan suasana kebersamaan kami. Malam harinya, tak banyak kegiatan yang kami lakukan, karena besok pagi kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju Pulau Untung Jawa. Rabu, 04 Agustus 2010 Pukul 06.00 saya mencopa berkeliling pulau Bidadari sambil menunggu waktu sunrise, tapi ternyata hari itu sang surya tak berkenan menampakkan sinarnya. [caption id="attachment_217480" align="aligncenter" width="300" caption="Sunrise di Pulau Bidadari"][/caption] Saya pun kemudian kembali ke kamar untuk bersiap sarapan pagi dan berkemas menuju pulau-pulau yang bersejarah dan tidak jauh dari Pulau Bidadari. 5. Pulau Onrust [caption id="attachment_217483" align="aligncenter" width="240" caption="Pulau Bersejarah - Pulau Onrust"][/caption] Perjalanan kami selanjutnya yaitu menuju Pulau Onrust yang merupakan pulau bersejarah dan menyimpan banyak pengetahuan sejarah. ternyata Pulau Onrust dulunya merupakan pulau yang dimanfaatkan sebagai tempat penampungan pemeriksaan Jemaah Haji. Oleh karena itu banyak bekas bangunan yang berfungsi sebagai barak jemaah haji. Selain itu juga terdapat rumah dinas dokter dan bangunan bekas rumah sakit. 6. Pulau Cipir [caption id="attachment_217486" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau bersejarah - Pulau Cipir"][/caption] Tidak jauh dari Pulau Onrust, terdapat pulau bersejarah lainnya yaitu Pulau Cipir. Setelah merapat ke dermaga, kami tidak berkesempatan untuk memasuki pulau tersebut karena terbentur dengan waktu. akhirnya kami hanya bisa menikmati pemandangan dari dermaga Pulau Cipir saja. 7. Pulau Kelor [caption id="attachment_217490" align="aligncenter" width="300" caption="Benteng Mortello - Pulau Kelor"][/caption] Kemudian kami melanjutkan menuju Pulau Kelor yang terkenal dengan bangunan bersejarah yaitu Benteng Mortello. Kekecewaanpun semakin bertambah dikarenakan speedboat kami tidak bisa merapat ke Pulau Kelor. Hal ini disebabkan memang tidak ada dermaga di Pulau tersebut. Akhirnya kami hanya mengelilingi Pulau Kelor dan selanjutnya menuju Pulau Untung Jawa. 8. Pulau Untung Jawa [caption id="attachment_217491" align="aligncenter" width="300" caption="Sekolah di Pulau Untung Jawa"][/caption] Dari Pulau Bidadari kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Pulau Untung Jawa. Pulau Untung Jawa adalah pulau yang berjarak paling dekat dari Jakarta. Disini kami disambut oleh perwakilan dari Sekolah Menengah Pertama 285. disini juga terdapat beberapa sekolah lainnya yang menerima bantuan dana pendidikan dari Yayasan Toyota dan Astra. Pertemuan ini kami manfaatkan untuk berbagi informasi terkait dengan kondisi pendidikan seluruh anak didik dan pemanfaatan dana bantuan pendidikan kami untuk para siswa didik. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB, dan saatnya kami untuk kembali menuju Jakarta. Banyak kenangan indah dan informasi-informasi penting yang kami bawa dari kepulauan seribu yang nantinya akan coba kami bantu mencarikan solusi yang terbaik. Diantaranya: a. Permasalahan jumlah buku perpustakaan untuk menunjang pengetahuan dan proses belajar mengajar. b. Permasalahan kesehatan mata yaitu diharapkan adanya pemeriksaan mata karena adanya keterbatasan biaya dan waktu yaitu bagi peserta didik dan para guru. c. Bantuan biaya pendidikan untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi bagi anak pulau. d. Diadakan workshop bagi para guru pengajar untuk seluruh bidang studi yang diajarkan. e. Penyediaan lapangan kerja bagi para siswa SMK oleh berbagai perusahaan di Indonesia. f. Adanya studi banding ke sekolah unggulan di Jakarta ataupun lokakarya ke beberapa tempat bersejarah dan IPTEK lainnya. EKSOTISME KEPULAUAN SERIBU [caption id="attachment_217495" align="aligncenter" width="225" caption="eksotisme Pulau Harapan"][/caption] [caption id="attachment_217501" align="aligncenter" width="300" caption="eksotisme Kepulauan seribu"][/caption] Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan bisa mengetuk hati kita untuk memperhatikan pendidikan saudara kita yang berada di pulau. Salam Kreatif -sofresh-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun