Di era 5.0, setiap aspek kehidupan dikaitkan dengan teknologi. Oleh karena itu, masyarakat harus mempunyai kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dan berinovasi. Konsep "Society 5.0" pertama kali ditemukan oleh Jepang. Merupakan konsep sosial dimana seluruh aktivitas sosial berpusat pada manusia dan diimbangi oleh teknologi. Konsep ini muncul karena perkembangan revolusi industri 4.0 diyakini mampu menurunkan derajat manusia. Melalui Society 5.0, masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dengan menggunakan berbagai perkembangan teknologi. Negara-negara di dunia berupaya memperbaiki struktur kehidupan di negaranya agar tidak tertinggal dengan teknologi buatan yang semakin canggih, termasuk Indonesia. Indonesia telah berupaya meningkatkan kualitas di beberapa aspek kehidupan, seperti kehidupan sosial dan aspek pendidikan. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan, karena dengan pendidikan yang baik maka kehidupan masyarakat akan semakin sejahtera. Sistem pendidikan Indonesia secara berkala mengalami perubahan berdasarkan teori yang terus berkembang dan kewenangan pemangku kebijakan. Sistem pendidikan harus terus dikembangkan untuk generasi mendatang dan harus beradaptasi dengan segala tantangan. Saat ini banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi, sehingga berdampak signifikan terhadap banyaknya lapangan kerja yang tersedia. Oleh karena itu, masyarakat harus dididik dengan baik agar memiliki kemampuan yang kreatif dan mampu menyeimbangkan perkembangan teknologi agar fitrah manusia tetap menjadi faktor utama bagi kehidupan yang berkelanjutan. Dalam kondisi ini diperlukan transformasi pembelajaran untuk perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya pembaharuan kurikulum, yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
KEMBALI KE ARTIKEL