Ya, itu tidak salah. Di atas ada minyak yang bersumber dari kelapa dan kelapa sawit. Di bawah juga ada minyak bumi yang dihasilkan bahkan perusahaan asing pun berinvestasi di Bumi Lancang Kuning.
Jika dibilang Riau menjadi salah satu provinsi kaya di Indonesia. Bagaimana tidak dari SDA minyak saja bisa memancing investor untuk investasi di Riau. Minyak mentah bisa diekspor.
Tak jarang, orang di luar Tanah Melayu, jika mendengar seseorang asalnya dari Riau pasti dicap "kaya". Padahal belum tentu. Itulah efek sawit yang menjadikan pembenaran dari pernyataan itu.
Patut saja Gubernur Riau Syamsuar menyebut, Riau menjadi provinsi  penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar di luar pulau Jawa.
"Riau menjadi penyumbang PDRB nomor 6 se-Indonesia. Kemudian, realisasi investasi Provinsi Riau terbesar ke-5 di Indonesia atau realisasi investasi terbesar di Pulau Sumatera," katanya yang dikutip di riauonline.co.id
Sebagai orang yang tinggal di Riau, saya tidak meragukan mengenai ekonomi. Namun, pemerataan jalan di Riau masih sangat kurang. Data BPS menyebut, bahwa Riau menjadi provinsi nomor 1 dengan prestasi jalan rusak berat se-Sumatera. Tentunya, ini memalukan. Bagaimana bisa provinsi yang dikenal atas bawah minyak namun jalan masih banyak yang rusak. Oh bumiku.