Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Memahami Quarter Life Crisis dari akarnya

9 Oktober 2022   15:11 Diperbarui: 11 Februari 2024   13:05 136 2
 Usia 18-31 adalah awal manusia merasakan kebebasan berekspresi, mempelajari hal baru yang menurut mereka menantang, pengalaman baru dan hal yang lebih seru. Namun, bagaimana ketika di usia tersebut seseorang tengah berada di bawah tekanan? Bahkan tekanan yang datang pun tak jarang berasal dari orang-orang terdekat. Dari hal terkecil pun pada akhirnya dapat berdampak buruk pada seseorang. Mulai dari merubah pola pikirnya, merubah pola kebiasaannya atau bahkan merubah hal yang belum pernah di rubah sebelumnya. Maka dari sinilah kita mulai mengenal "Quarter Life Crisis". Rasa cemas, bingung, takut, dan sedih akibat permasalahan karir, percintaan, keuangan, relasi dan tujuan hidup disebut quarter life crisis. Menurut Dr. Oliver Robinson, seorang Psikologi dari University of Greenwich London, periode peralihan dari masa remaja ke kehidupan dewasa, yaitu pada dekade ketiga (umur ke 25-35 tahun), merupakan waktu yang rentan terserang quarter life crisis. Pendapat lain tentang fase Quarter Life Crisis di kalangan milenial, yaitu kisaran umur antara 20-30 tahun Seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis merasa tidak memiliki kesesuaian atau merasa hidupnya tidak bernilai, hal inilah yang saat ini dirasakan oleh kaum milenial. Penyebab muda-mudi milenial rentan merasakan Quarter Life Crisis yang sering terjadi antara lain

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun