Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerpen | Malam Hujan di Ibu Kota: Berkah ?

28 Desember 2024   01:38 Diperbarui: 28 Desember 2024   01:46 43 0
Cerpen  |  Malam Hujan di Ibu Kota: Berkah ?

DikToko
(Soetiyastoko)

Langit Jakarta malam itu seperti dihujam ribuan panah air. Hujan deras mengguyur sejak sore, tak menunjukkan tanda akan reda.


Jalanan tergenang, kendaraan saling beradu klakson, dan suasana malam tahun baru yang seharusnya riang berubah menjadi momen mengumpat massal.



Para penjual terompet kertas, meski menggigil  kedinginan dibalut jas hujan ala kadarnya, bertahan. Sebagian
masih komat-kamit panjatkan doa. Berharap masih ada berkah rejeki pesta malam pergantian tahun.


Namun, di tengah kekacauan ini, sebuah SUV tinggi bongsor, merah darah, melaju perlahan di jalanan basah, membawa tujuh penumpang dengan ambisi berbeda.


"Aldo, yakin kita masih mau lanjut?" tanya Ahmad dari kursi belakang. Wajahnya cemas melihat genangan air yang semakin tinggi.


"Tenang, Bro. Ini Jakarta! Semakin hujan, semakin seru! Semuanya tetap buka, dari yang halal sampai yang... yaa, begitulah," Aldo terkekeh sambil menggenggam setir.


Prita Jelita, Rossy Cantika, dan Tinne Sintawati sibuk memperbaiki makeup di tengah goyangan mobil.
Mereka adalah personifikasi sempurna dari kehidupan malam Jakarta: cantik, seksi, dan misterius. Nyablak.


"Aku nggak peduli hujan atau banjir. Pokoknya kita harus sampai di Klub Illusion!" kata Prita sambil memoles lipstik merah menyala.


"Iya, katanya malam ini ada DJ dari Amsterdam. Sayang banget kalau dilewatkan!" sahut Rossy, memutar bola matanya yang penuh antusiasme.


Di kursi paling belakang, Ragil Pertiwi hanya mendesah pelan. "Kalian tahu nggak, kenapa hujan malam ini deras banget?"


"Kenapa?" tanya Tinne, setengah tertarik.


"Karena malaikat lagi sibuk menangis melihat kita yang masih ngeyel ke tempat maksiat," Ragil menjawab dengan nada satire yang membuat semuanya tertawa.


***

*Klub Illusion: Surga dalam Kekacauan*


Pukul sebelas malam, mereka tiba di Klub Illusion, salah satu klub tersembunyi   terkurung perkantoran dan hotel. Jauh dari hunian. Tempat yang terkenal di kalangan pengussaha dan selebritis serta politisi Jakarta.


Lampu neon berwarna ungu menyinari pintu masuk, sementara suara dentuman musik tak terdengar dari luar.


"Ayo cepat! Kita nggak mau melewatkan countdown tahun baru, kan?" Aldo memimpin jalan.


Setelah melewati penjagaan ketat, mereka disambut oleh suasana yang kontras dengan luar: hangat, penuh cahaya, dan aroma campuran parfum mahal serta alkohol.


Di lantai dansa, penari-penari eksotis berputar dalam gerakan yang memukau, tubuh mereka bersinar dalam sorotan lampu.


Di sudut bar, sekelompok orang tertawa terbahak-bahak sambil menenggak minuman.


"Ini dia, tempat yang lengkap!" Aldo berseru, menatap takjub ke sekeliling.


"Lengkap buat apa?" Ahmad bertanya dengan nada sinis.


"Lengkap buat beli kesenangan, Bro! Apa pun ada di sini. Dari cinta sesaat, ilusi kebahagiaan, sampai... tiket cepat ke akhirat!" Aldo terkekeh.


"Ya, semua jurusan akhirat. Neraka yang gerah sampai surga yang sejuk," gumam Ragil sambil memesan air mineral di bar.


"Ragil, please deh. Jangan jadi spoilsport," Prita mencemooh.


***

*Dialog Filosofis di Tengah Keriuhan*


Sementara yang lain larut dalam hingar-bingar, Ragil dan Ahmad memilih duduk di sudut ruangan.


"Gil, lo yakin kita nggak salah tempat?" Ahmad bertanya sambil memandangi gelas kosongnya.


"Ahmad, kadang-kadang manusia butuh salah tempat untuk sadar arah yang benar," Ragil menjawab sambil menatap lantai dansa.


"Kok gue merasa ironi banget. Kita di sini, menikmati dunia sementara di luar sana hujan seperti mengingatkan kita akan sesuatu."


"Ironi, Mad. Jakarta itu kota penuh paradoks. Kita bisa menemukan surga dan neraka di satu jalan yang sama," Ragil melanjutkan.


***

*Countdown dan Kejatuhan*


Pukul mendekati tengah malam. Semua berkumpul di lantai dansa, menunggu hitungan mundur.

"10... 9... 8..."

Dentuman musik semakin keras, lampu berkedip-kedip, dan semua bersiap menyambut pergantian tahun.

Namun, tepat saat angka "1" diucapkan, listrik padam. Klub gelap gulita, hanya diterangi sesekali oleh kilat dari luar. Suara gaduh segera menggantikan tawa dan musik.


Tiba-tiba api menyala di satu meja, api rokok menyambar tumpahan minuman keras. Kebakaran itu dengan cepat  merambat,  asap segera memenuhi ruangan.


"Ini pertanda apa, ya?" Ragil bergumam pelan. Berusaha tenang.


"Ayo cepat, keluar sebelum semua makin kacau!" Aldo berteriak memimpin rombongan keluar.


Hujan deras menyambut mereka kembali ke kenyataan.


Berita pagi di televisi menyebut  "Korsleting listrik diduga telah menyebabkan kebakaran yang merengut korban, belum terkonfirmasi jumlah yang meninggal dunia".


Duhai  Pembaca ...
Salahkah bila disimpulkan  bahwa pesta tahun baru kali ini, telah membawa berkah dan rejeki bagi pengurus jenazah dan penggali kuburan? Musibah bagi penjual terompet kertas.


***

*Kesimpulan*

Jakarta, dengan segala paradoksnya, adalah tempat di mana semua hal, mungkin terjadi.

Dari kesenangan yang ditawarkan klub-klub malam hingga perenungan mendalam di tengah hujan deras. Kota ini memberikan gambaran bahwa manusia selalu dihadapkan pada pilihan.
Jarang yang menyadari, kesenangan sesaat sering kali membawa kita melupakan hal-hal yang lebih penting: seperti makna hidup, tujuan akhir, dan konsekuensi dari setiap langkah.


*Saran*

Sebagai manusia yang diberi akal dan hati, hendaknya kita merenungkan setiap tindakan dan pilihan.

Dunia ini hanyalah tempat sementara, dan setiap kesenangan yang ditawarkan sering kali datang dengan harga yang tak kasat mata. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

_*"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya."*_ (QS. Al-Hadid: 20)

Gunakan waktu dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, karena kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan dalam rahmat dan ridha-Nya.

Selalu ingat bahwa setiap langkah membawa konsekuensi, baik di dunia maupun kelak di akhirat.

________


BPA, Pagedangan , BSD, Kab. Tangerang, Sabtu, 28/12/2024 00:22:40

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun