Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Merinding

30 September 2023   01:30 Diperbarui: 30 September 2023   01:35 232 6
Puisi  |  Merinding

Soetiyastoko

Gulita dan anjing-anjing
yang
terus menyalak

Bintang tak satu-pun
yang
hadir memandu langkah

Aku tak ingin kemana-mana,
menangis dikuburan
memeluk papan nisan
yang masih goyah, ...

Aku mencoba untuk tetap kental dalam kesadaran
Aku tak ingin goyah,
telanjangkan duka

Tapi
ku-tak-mampu
tetap
rebahkan bulu-bulu roma
Tengkuk-ku dingjn, baju-ku basah :
keringat

Kunang-kunang diantara buluh padi dua puluh satu hari,
tari-kan sendu tak terduga

Suara-suara anjing itu kini lengking memanjang

BRRAAAKKK !

Seperti blandar rumah patah !
Entah suara apa, ...
rusuk-rusuk dada-ku
ketakutan
digedor-gedor jantung yang berontak

("Kamu ! Awas, balasan-ku ! Ingat-ingat boss-mu mati muntah darah. Kamu lancang mengusut-usut. Kamu siapa ?!")

Tiba-tiba terngiang kembali bisik istri pak dekan, saat ku menyalaminya.
"Di santet orang, ..."

Jangkrik, kodok, serangga pun terdiam
dibekap lolong serigala

Yaa Allah aku berlindung kepada-Mu dari gangguan setan yang terkutuk

(Aku harus tidur, besok lanjutkan tugas dari pak dekan: audit dana penelitian. Harus fit-prima)

Bulu-bulu roma-ku makin tegak saja
gigi pun gemeretak, sekujur kulit  seperti berjerawat
Merinding !

------------

Pagedangan,Sabtu 30/09/2023 00:30:50

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun