Soetiyastoko
Dulu, sudah beda
dengan sekarang
Dulu, ring adu dengkul
tak pandang lawan
tak berimbang adalah biasa
Dulu, harus berebut
dulu-duluan
takut kesiangan
atau
terlambat pulang
Kamu, aku, dia
dan
siapa saja
kaum marginal perkotaan
pernah
beradu
di situ, di atasnya
Yang sekali-kali itu
kamu
kala
enggan
kendara sendiri
Itu rejeki-ku
bisa
adu dengkul lawan kamu,
lihat
mimik kesalmu,
pada sesak dan
"hareudang bin sumuk" di kabin itu