Soetiyastoko
Sudah tiga jam duduk di sini
tak ada kalimat melintas
untuk kutuliskan
Aku tidak melamun,
tapi
mengingat-ingat dan berpikir
Pesan apa yang harus kutulis,
sedangkan bayangan-mu
tak mau diam, untuk kulukiskan
Aku tak punya pilihan
untuk kertas dan pena-ku
yang bisa kuberikan pada-mu
Kosong
sejak
kau tinggal pergi selamanya
Aku terdiam
seperti kayu lapuk nisan-mu,
kuganti bongkah batu
Bagaimana bisa terjadi
aku lupa kalimat doa
yang terbaik untuk-mu
Sedang kata cinta
belum sempat kau dengar
dari bisik mulut-ku
***
BPA-BSD cerah, Senin 14 Maret 2022, Mentari sinari kakiku, hangat, di lantai ruang tamu