Soetiyastoko
Kumengerti dan tahu, betapa
pikat sari dewi alami-mu
itu,
bukan salah-mu,
Ketika harus bersaing
dapatkan-mu,
aku-pun paham
tak hanya aku, inginkan-mu
Ketika hilang keberanian-ku
berlomba dalam ancaman
aku terdiam tak meronta,
mestinya selinap cari jalan lain,
suburkan benih cinta di-jiwa-mu
ketika menjadi lampau
bayanganmu cumbui-ku
aku jadi malu, sesali diri
telah berhenti dekati-mu,
jauh sebelum akad
bagaimana kelola hati,
dalam rindu
yang tenggelamkan-ku
dalam air mata,
salahku satu, tak berani !
Mendung di atas-ku
rintihkan tetes hujan Februari
kini memperjelas
bayang ranum senyum-mu
goreskan luka
(Sesungguhnya aku sama sekali tak ingin, mengingat-ingatnya lagi, ... Namun rasa itu lekat-menyatu jiwaku, tak bisa kucampakan, ... Hikmahnya, tuntunku terus berdoa. Termasuk memohonkan bahagia untuknya, ...)