Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Simpuh

9 April 2015   23:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:19 15 1


Ketika subuh, diantara surau-surau itu, diantara kesunyian ujung malam yang hening tiada bergema.

Usailah tatkala angin membawa dengung -dengung syahdu ayat-ayat suci yang menggema di angkasa raya. Menderu-deru, menyayat kalbu yang lalai dan pongah.

Tetibalah sekujur tubuhku bergetar, jiwaku hancur lebur, gelap dan nista. Oh, kalbuku membilur sesal.

Tak kuasa ku menahan tangis, air mata bercucuran tiada henti, menjadi hulu lautan penyesalan akan dosa-dosa yang telah lalu.

Aku terbuai..! Aku mabuk akan gemerlap dunia, laksana candu manis semu berhias kenikmatan palsu.

Oh, aku terkapar hilang bentuk, aku tak ubahnya bangkai yang hina, yang lupa akan tujuan asal penciptaan.

Ya Allah, masihkah maaf-Mu seluas tujuh samudera..? Astaghfirullahal’adzim..

Surabaya, 27 Desemeber 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun