Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Conspiracy Theory

28 Januari 2015   04:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 83 0
"the invisible hand that put the president as a sitting duck"
Walau hingar bingar pemilu sudah lama berlalu dan negeri ini sudah mempunyai kepala negara definitif, namun nampaknya dendam dari pihak-pihak yang merasa terancam atas terpilihnya Joko Widodo masih aktif melancarkan operasi gelapnya tentunya dengan tujuan utama melengserkan presiden terpilih dan kemudian mengganti dengan "boneka" yang bisa dikendalikan untuk keuntungan pihak mereka. Caranya adalah dengan mengacaukan semua urusan ketatanegaraan dan hukum.

Pertama, melakukan operasi "domino" dimana kartu pertama adalah kartu kembar, KPK dan Polri. kedua institusi penegakan hukum yang memang mempunyai "cross-section" kewenangan. Walaupun sebetulnya kasus ini bisa dilihat sebagai suatu kasus hukum perorangan, namun melalui semua lini informasi dan sektor, diimpresikan sebagai perseteruan sengit kedua institusi besar penegak hukum ini. Lihat saja di semua media baik, sosmed - twitter, facebook, instagram, path, dll. televisi- di program-program talk show, breaking news, debat dll. maupun media onlain yang lain.

Kedua, operasi lanjutan yaitu membuat dua "kubu besar" yaitu kubu yg "membela" KPK, dan pihak ini tahu bahwa ia/mereka bisa membuat pengerahan massa yang massive dengan tujuan menunjukkan kekuatan yang bisa menekan pihak-pihak tertentu yang menjadi target utama maupun target antara. di dalam kubu ini seperti yang sudah diperhitungkan, akan bergabung semua elemen masyarakat, dari intelektual sampai kepada lapisan paling bawah. Sementara itu, ia/mereka juga mengkilik kubu kepolisian dan DPR untuk membuat counter-act. Secara tak kasat mata "memfasilitasi" kedua institusi ini untuk melindungi atasan ataupun sejawatnya.

Akhirnya, ketika semua kekuatan sudah berhadap-hadapan, keduanya akan disinergikan untuk membuat tekanan kepada presiden supaya membuat langkah yang nantinya akan bisa diinterpretasikan sebagai langkah yang melanggar konstitusi, dengan demikian cukup alasan untuk "menembak" jatuh sang presiden. Langkah presiden macam apa yang melanggar konstitusi? silakan para pakar hukum tata negara yang menganalisa....
saya sih lebih suka lihat pilem kartoon ajah.......tom and jerry, lebih seru!!
wah bisa jadi inspirasi membuat pilem niihh.
salam Indonesia Raya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun