Kenapa saya sebut pihak pengelola itu bunuh diri? Sederhana, karena mereka lebih menampilkan diri sebagai pihak yang memiliki modal alias uang besar, punya kekuatan, hingga merasa bebas untuk melawan kritikan dan terkesan berusaha membungkam alih-alih menerima kritikan. Arogan, begitulah kira-kira bahasanya, yang belakangan juga menjadi "stempel" yang diberikan oleh pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
KEMBALI KE ARTIKEL