Tentu saja, menyeruaknya kabar itu hingga ke media internasional tak lepas dari gencarnya media dalam negeri mengabarkan keputusan "unik" tersebut. Terlebih media sekelas
Kompas.com dan
Detik pun menjadikan laporan atas keputusan itu dalam kategori berita pilihan. Tapi persoalannya bukan pada berita itu saja, tentunya, tapi lebih ke sisi betapa makin lucunya kebijakan yang lahir di tengah kita. Ibaratnya, seorang anak seharusnya mengikuti proses perkembangan; tapi beranjak remaja masih saja memilih kencing dalam celana.
KEMBALI KE ARTIKEL