Ya, hari itu, saya beserta lebih dari 20 Kompasianer (sebutan untuk penulis Kompasiana) akan menempuh perjalanan ke "Kota Hujan"--sebutan untuk Bogor, salah satu kabupaten di Jawa Barat, tepatnya ke Ciherang yang persis berada tepat di hadapan Gunung Salak. Perjalanan itu memang kami lakukan atas undangan dari PT Tirta Investama (Danone Aqua), perusahaan yang didirikan oleh Kwa Sien Biaw atau Tirto Utomo (1930-1994). Undangan yang menarik, setelah selama ini terasa asing bagi saya-hanya mengenal produk mereka dan nyaris tanpa tahu apa-apa tentang perusahaan itu, kecuali terkait pendirinya saja. Maklum, sosok Tirto Utomo terkenal sebagai pengusaha yang juga mantan wartawan. Dalam sejarah media di Indonesia, ia tercatat pernah menjadi Pemimpin Redaksi
Sin Po--surat kabar etnik Tionghoa namun berbahasa Melayu. Patut dicatat, lagu Indonesia Raya pun pertama kali dimuat di media tempat tersebut. Bahkan, sastrawan legendaris negeri ini, Pramoedya Ananta Toer, sempat mengabadikan media itu di novel
masterpiece-nya; Tetralogi Pulau Buru. Ingatan tentang sosok Tirto Utomo itu memang mengisi pikiran saya sepanjang perjalanan dari Palmerah, Jakarta Barat, menuju Ciherang yang menjadi lokasi salah satu pabrik Aqua. Seraya menikmati Gunung Pangrango dan Gunung Salak yang mengapit kiri kanan jalan ke lokasi. Pendiri perusahaan Aqua itu mengagumkan lantaran terobosan yang sempat dituding gila oleh banyak kalangan di masanya. "Untuk apa menjual air minum di negara yang berlimpah air di mana-mana?" menjadi pertanyaan yang kerap ditujukan kepadanya, di awal ia memutuskan mendirikan perusahaan air minum itu-seperti dikutip salah satu buku Rhenald Kasali;
Change!. Juga, ide berdirinya perusahaan yang semula bernama PT Golden Missisippi itu justru muncul saat negeri ini dibombardir minuman berkarbonasi yang memikat konsumen dengan aneka warna dan rasa. Di tengah tren itu, Tirto Utomo justru berpikir sebaliknya (
out of the box), menjual minuman dalam kemasan tanpa rasa dan pewarna; ya, hanya air putih! Siapa nyana, belakangan produk yang hanya air putih-sebutan lazim di tengah masyarakat Indonesia-justru berkembang pesat. Perusahaan yang menjadi pemilik produk itu pun beranak-pinak, ditandai dengan perubahan nama perusahaan induk. Semula bernama PT Golden Mississippi, jadi PT Aqua Golden Mississippi pada 1989-atau enam tahun setelah berdiri. Hingga kemudian, Grup Aqua memiliki lebih banyak kaki dengan adanya PT Tirta Investama, PT Tirta Sibayakindo, dan melebarkan sayap sampai ke Brunei Darussalam dengan perusahaan bernama Ibic Bhd. Ltd.
KEMBALI KE ARTIKEL