Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Nikotin Cintaku pada Bulir Embun

11 April 2011   17:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:54 134 0
[caption id="attachment_101573" align="alignleft" width="212" caption="Embun jatuh, kembali luput kuhitung (Gbr: rumahinspirasi.com)"][/caption] Embun kembali jatuh dengan jumlah yang selalu luput kuhitung. Seperti pagi yang sudah pergi. Semua seperti yang sudah-sudah, luput. Pagi ini, embun itu jatuh lagi. Menitik pelan. Membilas sehelai daun dalam hatiku. Aku menarik nafas lega. Bilas embun tak sampai lunturkan namamu. Entah dengan apa dulu kau tulis rangkaian huruf yang membentuk namamu, tidak terlalu kupusingkan. Kukira tidak juga sentuhan bibirmu. Atau bahkan cengkeraman tanganmu di leherku. Bicara sebab memang tidak selalu oleh sesuatu yang sudah pernah terlihat, atau juga apa pun yang membuat kita mengerang menggeliat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun