[caption id="attachment_267299" align="alignright" width="300" caption="Tuhan mengajar bahkan lewat batu (Gbr: politikana.com)"][/caption]
Berdiri di bawah matahari, memungut batu-batu yang lebih besar dari kepala. Memunggungi matahari yang kutahu tidak mengenal pelajaran keramahan. Menumpuk bebatuan itu di pinggir sungai, Krueng Nagan yang mengalir deras meski rejeki yang datang sama sekali kalah deras. Untuk kemudian dijual ke truk-truk yang singgah ke sana. Iya, harus kulakoni ketika itu di sela-sela menunggu perpanjangan kontrak di sebuah lembaga. Yang terpikir, hanya soal harga diri agar tidak ikut hilang seperti peluh bercucuran yang kemudian lenyap ketika melepas penat dan diusap angin.
KEMBALI KE ARTIKEL