[caption id="attachment_205513" align="alignleft" width="283" caption="Sorry, it's not blogger (Gbr: Google Images)"][/caption]
Bicara menulis yang getol dilakukan blogger, sebaiknya tidak hubungkan dengan soal popularitas. Juga, tidak perlu terlalu pagi mengklaim blogger bakal mendapat buah baik dari kegemarannya semisal menjadi seorang penulis terkenal, menjadi tokoh masyarakat, menjadi figur publik atau apapun namanya, karena itu baru kemungkinan. Dan, jangan lupa yang namanya kemungkinan jelas tidak memiliki definisi yang sama dengan kepastian. Pun tidak adil menuduh blogger adalah para pemimpi popularitas Cuma ada beberapa sisi pasti yang tidak haram diyakini sebagai kebenaran yang tidak lepas dari seorang blogger:
- Blogger adalah orang-orang yang optimis. Dalam kaitan dengan ini, memang tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang blogger memiliki mimpi yang ia coba retas ke sana dengan mendedikasikan dirinya sebagai seorang blogger. Lalu ia bersedia berbagi apa saja khususnya yang ada di pikirannya yang ia yakini memiliki dampak baik untuk orang-orang disekitarnya. Jika juga ada sebagian kecil yang membawa pengaruh buruk dan kerusakan dari apa yang dilakukan beberapa blogger, ini hanya berkait dengan kelemahan jiwa dari blogger tersebut (mencoba hindari klaim kelainan jiwa).
- Blogger adalah orang-orang yang suka berbagi. Percaya atau tidak mereka adalah orang-orang yang memiliki kelebihan. Memiliki ilmu yang mungkin tidak dimiliki orang lain, memiliki pengetahuan yang khas dan itu bisa mereka bagi sedang mereka pada tataran waktu riil mereka menulis, sama sekali tidak ada yang membayarkan biaya mereka ke warnet, atau kalau di rumah tidak ada yang membayar listrik yang habis untuk mereka berbagi lewat blog juga iuran bulanan yang harus mereka bayarkan kepada 'dewa' internet sehingga komputer di rumahnya bisa terhubung ke milyaran komputer seluruh dunia. Atau juga jika memakai HP untuk proses sharingnya, tidak ada yang membayarnya. Tetapi mereka masih bisa berbagi tanpa pedulikan itu semua, ini cukup menjadi indikator kelapangan jiwa mereka sehingga memiliki kekuatan untuk berbagi tanpa mengingat semua 'kerugian' yang mereka alami.
- Blogger adalah orang-orang yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Pasti, menulis di blog besar kemungkinan akan dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia, dan tentu saja mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang dengan keragaman karakter manusia. Tanpa adanya kemampuan interpersonal, mereka akan kelimpungan sendiri untuk bisa eksis sebagai seorang blogger.
- Blogger adalah orang-orang yang mampu keluar dari egosentrismenya. Sejatinya memang semua manusia memiliki sisi ego yang menjadi bagian dari jatidirinya sendiri, tetapi seorang blogger tidak pertuhankan itu dan tidak pertahankan itu sebagai segala-galanya. Maka seorang blogger dari sini dengan lapang dada menerima kritik bahkan hujatan dari apa yang sudah ia bagi. Kondisi ini, juga saya pribadi pernah mengalaminya. Namun jelas seorang blogger tidak akan mengalah pada beberapa pengalaman buruk sebagai seorang blogger, malah ia akan makin kuat tunjukkan taringnya (yang akan membuat takut mereka yang biasa berhalusinasi kekuatannya sebagai drakula). Dan dari sana ia bahkan akan menjadi kian matang karena memilih untuk tidak mundur. Tak heran, beberapa blogger yang jujur benar-benar jauh lebih eksis.
- Blogger adalah orang-orang yang memiliki kekuatan jiwa. Dengan jiwa yang kuat jua mereka bisa berani tunjukkan diri apa adanya di belantara maya yang berisi bermacam ragam manusia. Jika saja mereka lemah, bisa jadi mereka shock, kecewa, terkena darah tinggi dan mati sedang selanjutnya yang tetap ada hanya mereka yang hidup (sedikit saya tulis dengan irama yang mengada-ada).
- Blogger adalah orang-orang yang memiliki daya membawa perubahan dengan keikhlasannya. Mungkin tidak terlalu banyak data yang menunjuk tegas pada kelebihan seorang blogger dalam kaitan dengan ini, tetapi kemungkinan ini sangat besar mengingat di era modern ini internet telah menjadi kebutuhan baru yang mutlak menjadi penjelas lebih lanjut bahwa transfer potensi perubahan menjadi lebih baik bisa saja terjadi. Di Kompasiana saja, lihat bagaimana keberadaan figur-figur seperti Prayitno Ramelan, Chappy Hakim, Pepih Nugraha, Wijaya Kusumah dan beberapa nama lainnya yang membawa tulisan yang berisi dan memiliki kekuatan yang tidak sederhana. Lihat saja pengaruh baik dari konsistensi yang mereka bawa, potensi itu akan terlihat.
KEMBALI KE ARTIKEL