[caption id="attachment_163007" align="alignleft" width="240" caption="Nonton bola kaki di tivi jangan lupa badan berdaki dan gigi beraroma terasi (Gbr: photobucket)"][/caption]
Olahraga yang paling menarik minat manusia sekarang cuma bola saja. Untuk hal ini tidak butuh penelitian ilmiah karena memang gambaran sederhana adanya lapangan bola sampai ke pelosok desa, meski hanya berupa tanah lapang saja cukup menjadi penegasnya. Bagi yang antusias terhadap olahraga ini, ajang World Cup bisa jadi sampai terbawa mimpi. Namun, ada beberapa hal juga layak dipertimbangkan sebelum konsentrasi sepenuhnya beralih pada moment tersebut:
Keluarga. Percaya atau tidak, untuk masyarakat kelas menengah ke bawah bola bisa memberi dampak negatif ketika mereka melarutkan diri menonton bola sampai pagi dan tidak sanggup bekerja keesokan hari. Sedangkan anak istri butuh dicukupi, perlu dinafkahi dan butuh nasi. Sepertinya selera untuk bisa menonton bola sampai jelang pagi benar-benar harus disiasati. Bisa supaya tidak jadi sasaran caci maki istri atau dijauhi karena badan bau daki. Ya jelas, ini bisa terjadi kalau sampai tidak mandi karena mabuk dengan menonton bola kaki. Untuk ini, sangat penting untuk menjadi lebih rendah hati dan bisa pertimbangkan dengan sepenuh hati akan anak dan istri.
Anak-anak. Mereka yang masih berusia tiga hari---untuk menyebut anak-anak yang masih berusia dini, mungkin moment Piala Dunia tidak menjadi suatu persoalan karena bisa dipastikan takkan diminati. Tetapi, untuk orangtua layak pertimbangkan strategi bijak untuk anak-anak berusia sekolah untuk tidak sampai lupakan sekolah, tidak cukup hanya dengan mengomeli atau menggurui. Sebab, pola begini bisa jadi bikin mereka main hati, ke sekolah setengah hati, sudah pasti juga takkan bisa membuat mereka bisa berprestasi. [caption id="attachment_163011" align="alignright" width="291" caption="Tanpa menggurui dan mengomeli, anak-anak pasti akan turuti dengan sepenuh hati (Gbr: bp.1.blogspot.com)"][/caption]
Pejabat, Abdi Masyarakat. Ini juga perlu berbagai langkah antisipasi tak perlu instruksi seindah puisi. Supaya tidak sampai terjadi, rakyat yang ingin urus KTP saja harus menunggu jawaban tiap hari,"Tunggu sampai nanti." Untuk kalangan Polisi walaupun masih banyak rakyat yang bisa nikmati jalan kaki jangan sampai menjawab,"Terus saja jalan kaki agar tidak terlalu pagi Anda mati, karena jalan kaki bisa membakar kalori." Padahal itu hanya alasan disebabkan semalam suntuk sibuk pelototi tivi sampai lupa matahari datang tidak dengan jalan kaki. Mungkin hanya ini. Maaf jika agak-agak seperti menasehati, tetapi ini mungkin bisa menjadi pengingat diri. Selamat pagi.
KEMBALI KE ARTIKEL