Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

2 Arjuna Mencari Celana (Eps. Srondol Kena Malapetaka)

5 Juni 2010   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 407 0
[caption id="attachment_158947" align="alignleft" width="200" caption="Srondol sebelum jadi korban Siumoy Cs (Gbr: Hazmi Srondol)"][/caption] Terkadang itung-itungan tidak selalu tepat. Seperti Srondol yang sebelumnya menduga, cara memanggil Siumoy dengan menggunakan  sandal akan membuat cinderella itu melihatnya seperti lemparan bunga. Buktinya, setelah merasa kena timpuk sandal jepit di kepala. Siumoy teringat Konvensi Internasi Kafe Donal tentang Hak Terasi, Cumi-cumi dan Seledri (padahal hak asasi manusia, kok jadi gini). Okeh, timpukan sandal itu membuat Siumoy murka.  Jika biasanya ia terlihat sebagai gadis lembut dan manja plus ayu dengan suara mendayu-dayu mirip Ratu Shabu-shabu. Sekarang terlihat mengerikan tak ubah nenek sihir yang sedang terbang dengan sapu. "Kesini!" Siumoy sudah bangkit berdiri. Wajahnya agak menunduk tapi mata tertuju pada Srondol. Menunduk seperti gaya kuntilanak di pelem-pelem horor Indonesia. Rambut Siumoy tiba-tiba mengeluarkan asap hitam. Telinganya, hidungnya mengeluarkan asap dan matanya merah menyala-nyala. Taring-taring tumbuh seketika seperti drakula. Memang, kalau sudah seperti itu, baru bisa dipercaya kalau hatinya Siumoy sedang mendidih. Buktinya nyaris semua lobang di wajahnya mengeluarkan asap. Hatinya begitu mendidih karena ditimpukin sandal gitu bo! Sandal jepit lagi! Sebelum mengambil keputusan sendiri. Siumoy sempat berpikir untuk ajukan kasus penyalahgunaan sandal itu ke Mahkamah Internasional, Mahkamah Militer atau Pengadilan Negeri. Tetapi, demi menjaga harkat dan martabatnya sebagai seorang perempuan agar tidak tercium publik bahwa ada sandal yang bersarang di kepalanya, maka biar ..."Aku ambil jalan yang terbaik." Ia meniru salah satu lagu Pance Pondaag. "Kau....kau menghinaku dengan lemparan sandalmu Nduolllllllll????!?!?!?!" "Kesini!!! Grhhhhhhhhh" Dengan langkah gemetar, bibir pucat Srondol berjalan melompat pagar dan masuk ke rumah Siumoy. Semua yang terjadi pada tubuh Siumoy sangat masuk akal membuat siapa saja merasa ngeri. Ingat lagi, mata merah, bertaring, asap keluar mengepul melebihi asap knalpot bajaj. Tapi karena ketakutan itu, justru Srondol makin mendekat ke Siumoy. Sedemikian ketakutan...Srondol masih berkesempatan untuk nyanyikan lagu dangdut dengan gemetarnya. "Tuduhlah aku, sepuas hatimu...apabila kau perlu...bunuhlah aku." Dalam marahnya, Siumoy juga membalasnya dengan  ngerap ala Rapper Iwa K. "Yo yo yo kemari yo, kau kubunuho, membuatku terleceho dengan sandalo, kumamaho dagingmuo [caption id="attachment_158943" align="alignright" width="174" caption="Gambaran Wajah Siumoy saat lagi marah (Sumber:flickr)"][/caption] seperti Sumanto, Sumanto yo yo yo!!!" Walaupun hidung, telinga berasap dan mata menyala-nyala tapi sambil ngerap, Siumoy sempat beratraksi juga ala Rapper sambil mengangkat tangan kiri kanan dengan hanya menggenggam jari manis dan jari tengah."Kemari...kemari..kemari yo yo yo. Kemari..kemari..." Memanggil Srondol masih dengan ekspresi yang  tidak jauh beda dengan Mak Lampir sang tokoh sihir Indonesia. Begitu Srondol mendekat. Siumoy makin beringas. Seketika. Siumoy mengambil televisi yang tadi ditontonnya. Bruakkkkkk! Televisi itu dilempar ke arah Srondol, membuat perjaka yang mirip duda itu terjengkang dengan kepala benjol sebesar tinju. Terduduk di sisi pintu rumah Siumoy dengan wajah memelas serupa korban perang. Tak berhenti di situ, Siumoy mengambil komputernya, PC di tangan kiri,  CPU di tangan kanan (meniru lagu Anak Singkong, Ari Wibowo, pertengahan 80an: Madu di tangan kananmu, racu di tangan kirimu). Tetapi, kali ini tangan kiri kanan Siumoy benar-benar racun dua-duanya. Plang!!! Brukkkkkkk!!! Ekspresi wajah Srondol benar-benar sudah mirip persis jenderal-jenderal revolusi yang disiksa PKI di Lubang Buaya. Mendengar suara ribut-ribut, Suheng yang rumahnya di sebelah kiri rumah Siumoy melongok ke sana. Lompati pagar. Dan masuk. "Ada apa? Ada apa? Kenapa dengan Srondol??? Dia menyakitimu sayang?" Tanya Suheng dengan wajah seromantis mungkin karena melihat bahwa itu lampu ijo untuknya mendapatkan hati Siumoy. "Dia menghinakuuuuu!!!" Ujar Siumoy dengan wajah yang masih dipenuhi asap. "Baik sekarang apa yang bisa kubantu untukmu, sayangku, bunga hatiku agar kita bisa cepat-cepat berbulan madu ke langit biru?" Tanya Suheng dengan bentuk kalimat pertanyaan yang sengaja dilebih-lebihkan penulis. "Musnahkan Srondol dari muka bumi!!!" Tegas Siumoy dengan gaya berkacak pinggang seperti Hitler. "Caranya?" Tanya Suheng seperti menteri Orde Baru minta petunjuk presiden. [caption id="attachment_158944" align="alignleft" width="350" caption="Gambaran Suheng dan Siumoy, hanya saja yang ini berwajah lebih enak dilihat sedikit (Gbr: flickr)"][/caption] Tidak menjawab. Tapi Siumoy mengarahkan mata ke sofa yang lumayan besar dan berat karena terbuat dari kayu ukir dari Jepara. Indah, tapi kali ini akan dimanfaatkannya untuk luapkan murka. Suheng cepat tanggap persis perut saat kembung dan suara kentut yang menyusul. Segera. Dengan wajah tak kalah dengan serigala. Sofa itu diambil Siumoy dan Suheng, mengangkatnya secara bersama. Ditimpakan ke tubuh Srondol sampai bablas ke dalam lantai keramik rumah Siumoy. Seketika, rumah tersebut dipenuhi bintang-bintang yang berputar di atas kepala Srondol. Sedang mata Srondol berputar-putar seperti kelereng, lidah terjulur mengerikan. Tapi, secara lamat-lamat ia masih sempat berdangdut... "Sampai hatimu, begitu teganya, di depan mataku kau jual cinta....." Pingsan. Semua terlihat gelap. Srondol merasa sedang berada di dunia lain. --------------------- Bagaimana kelanjutan nasib Srondol? Tunggu kelanjutan kekonyolan Srondol, Suheng dan Siumoy

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun