Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Orgasmus

17 Januari 2010   18:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:24 539 0
[caption id="attachment_55909" align="alignleft" width="300" caption="Lelaki masih bisa mencintai dengan sebenarnya ketika engkau bisa mendengar dengan baik setiap kalimatnya, merekapun juga akan tetap mendengar (Gbr: Google)"][/caption] Entah bisa kau rasakan bibirku yang masih basah, mencoba berbisik di sisi telingamu. Hanya mencoba perdengarkan engkau, bahwa ada banyak pelajaran cinta yang belum terbaca. Tanyakanlah pada mereka yang memilih mencintai dengan sepenuh hati, aroma keringat serasa bau kesturi syurgawi, benarkah bahwa itu tidak sekedar mimpi? Ketika engkaupun sudah merasa cinta seperti itu, engkau akan lebih leluasa sandarkan rambut indahmu di dadaku yang masih cukup bidang. Kokoh mendekapmu dalam pelukan melebihi kehangatan matahari pagi. Sekaligus kuasa menyejukkan melebihi tetes embun. Berikan tanganmu, untuk kuusapkan ke dadaku. Kau akan melihat, ketika seorang lelaki mencintai dengan hati. Maka sentuhan tanganmu menjadi sayap-sayap malaikat yang akan membawa kita menuju istana penuh cahaya, masih bertetangga dengan syurga. Kelak, setelah waktu kematian tiba. Langkah kaki kita takkan butuh jalanan yang lebih panjang untuk ditapaki. Karena syurga adalah bangunan yang pernah menjadi tetangga istana kita. Entahlah, malam ini aku tidak tahu. Apakah basah bibirku tadi mengenai kuping indahmu. Ataukah, desah angin usil telah lebih dulu mengeringkannya seperti batu di sahara beku. Aku memintamu untuk bunuh diri. Tikamkan saja semua pedang, parang, dan semua yang bisa kau tikam ke tubuh indahmu. Biarkan saja semua menjadi luka. Karena luka itu hanya ada dalam pandangan mata saja. Sebenarnya dalam aliran darah itu, terdapat berbagai puisi indah yang akan kita pajang di semua ruang rumah yang kita bangun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun