Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Apakah Aceh Melihat Soeharto Sebagai Pahlawan?

20 Oktober 2010   12:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 956 0
[caption id="attachment_296845" align="alignleft" width="178" caption="Lem Harto (Gbr: Googleimages)"][/caption] Sebagai orang kampung, saya hanya bisa melihat tokoh sekaliber Soeharto dengan kacamata orang kampung. Aceh menjadi kampung saya, dan saya mencoba melihat Soeharto dari sudut pandangan ureueng Aceh. Dengan mata saya yang minus 1,25 saya coba melihat gambar Soeharto terlebih dahulu. Ganteng, gagah dan memiliki senyum yang begitu menyejukkan. Dari senyumnya itu, saya sempat melamun kenapa orang yang memiliki senyum teduh seperti Soeharto tidak ditakdirkan menjadi filosof saja. Filosof yang bisa memberi pikiran-pikiran yang menyejukkan sesejuk senyumnya itu. Tapi, lamunan saya sebagai orang Aceh buyar oleh suara salak senapan. Teriakan penyiksaan. Gambar kemaluan ureueng Aceh yang dipotong lalu dimasukkan lagi ke mulut ureung Aceh itu sendiri. Kenyataan kayu pemukul yang dimasukkan ke kemaluan ureueng inoeng (baca: perempuan) Aceh oleh serdadu. Terkadang ingin juga saya disebut sebagai sosok ureueng Aceh yang baik, karena bisa memaafkan. Memaafkan sekian kezaliman yang pernah dilakukan Soeharto terhadap ureueng Aceh. Kan orang yang bisa memaafkan itu layak disebut sebagai orang baik ya? Entah kenapa, keinginan untuk disebut baik itu benar-benar  hilang dari otak saya. Selanjutnya, setiap melihat gambar Soeharto dengan senyumnya, selalu saja saya berhalusinasi sendiri, bahwa ada taring dari sela-sela bibirnya. Taring yang pernah mengerat hati ureueng Aceh, termasuk saya. Yang tidak pernah terkena taring itu tidak akan bisa mengukur, seperti apa tajamnya taring tersebut. Seberapa panjang taring tersebut. Tetapi ureueng Aceh, rata-rata sudah pernah mengukur panjang taring itu dan mengetahui seperti apa tajamnya. Saking panjang dan tajamnya, sampai menancap di hati sampai kini. [caption id="attachment_296849" align="alignright" width="300" caption="Aceh lon sayang (eramuslim.com)"][/caption] Anak siapa yang bisa berpuas diri disebut pemaaf ketika ruang memorinya dipenuhi oleh bayangan ibunya yang digagahi serdadu yang menjalankan 'petunjuk presiden'? Anak-anak itu masih ada di Aceh dan mereka selalu dihantui oleh bayangan itu. Orang kampung mana yang bisa mengizinkan diri dihinggapi amnesia, ketika teungku atawa tokoh agama di gampoengnya dipermainkan kemaluannya oleh serdadu. Mata siapa yang bisa menghapus bayangan ketika tetangga yang sekarat disiksa dan meminta diberikan air, malah diminumkan air yang sedang mendidih. Mungkin, iya Soeharto adalah pahlawan. Tetapi hanya untuk bangsanya. Seperti disebutkan seorang sahabat saya di gampoeng. Bagi ureueng Aceh, sepertinya mereka belum tertarik untuk disebut baik cuma karena bisa memaafkan semua yang pernah terlihat telanjang di depan mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun