Awalnya, saya bisa shalat dengan tenang. Seperti umumnya orang shalat, mata menatap ke tempat sujud. Tapi, gerak-gerik yang terjadi di depan agak ke kanan saya sedikit mengganggu kekhusyuan. Yap, ini studi kasus di Mesjid Daarut Tauhid (kalau saya sebut Mesjid Aa Gym mungkin lebih dikenal). Seorang bocah kecil, berusia sekitar 2,5 tahun. Pertama sekali saya lihat sebelum shalat zuhur tadi dimulai. Dia berdiri tenang, persis seperti orang dewasa. [caption id="attachment_107125" align="alignleft" width="276" caption="Duh, shalatku. Untung bukan niat untuk berharap pahala (Gbr: Google)"][/caption] Tetapi, saat shalat sudah dimulai, anak ini entah jenuh mulai beraksi. Ia merayap di sela-sela kaki lelaki muda yang saya yakini sebagai bapaknya. Merayap persis seperti tentara yang sedang latihan merayap. Dari depan ayahnya, terus ke belakang. Begitu sebaliknya dan juga seterusnya. Sedangkan dalam shalat tentu tidak terus menerus berdiri saja. Tetapi ada ruku', sujud dan duduk antara dua sujud. Nah, ketika si anak sedang seru-serunya bermain dengan lamunan sebagai seorang tentara yang sedang merayap, dan saya sedang mencoba konsentrasi lagi untuk shalat. Tak lama terdengar suara Aaaaaaakkkkkhhhhhhhhhh (bayangin suara anak kecil kejepit). Sontak saya melihat, tentara kecil ini terjepit oleh Bapaknya saat sedang duduk antara 2 sujud. Teriakannya itu yang membuat tawa saya hampir saja meledak. Apalagi, kendati dalam shalat dimakruhkan melihat-lihat, tetapi saya tidak bisa mengelak untuk melihat anak ini dengan ekspresi polosnya, menatap ke arah Ayahnya yang seperti tidak berperikemanusiaan seperti yang diajarkan Pancasila.
KEMBALI KE ARTIKEL