Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Senggama

16 Februari 2010   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 683 0
[caption id="attachment_75317" align="alignleft" width="300" caption="entah kenapa, waktu itu terus saja berjalan (Gbr: Google)"][/caption] Matahari Jakarta sedikit lebih ramah, menjelang siang ini. Kemarin sepertinya sedikit lebih angkuh menampar wajah sopir-sopir taksi di Jatinegara mengejar calon penumpang. Terjalin sebuah cerita hari ini dan cerita kemarin, cerita kemarin dan cerita hari ini. Pergulatan terbentuk, hari ini ataukah kemarin yang harus dilihat lebih terang. Kemarin, aku berada di Bandung. Menatap lekat wajah kekasihku. Saat aku sedang berkutat dengan pikiran yang memaksaku untuk lebih serius melihat perjalanan waktu. Dengan keindahan senyumnya, beban hidup yang masih belum begitu terang menyorot langkah yang musti kuayunkan, tidak terlalu terasakan. Karena beban itu terkalahkan oleh keindahan senyumnya. Sedangkan hari ini, kebetulan sekali senyum itu sedang tidak berada di ujung mataku. Karena kaki ringkih sedang menapaki jalanan Jakarta, tapak kaki yang menjadi ujung pena yang muntahkan tinta serupa diare lelaki renta. Dalam kezaliman karbondioksida yang melecut punggung bumi yang pernah dikenal sebagai Batavia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun