Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Perawan Aceh saat Konflik

1 April 2010   17:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03 9246 0
[caption id="attachment_108396" align="alignleft" width="350" caption="Jangan kecilkan arti asap"][/caption] Gadis itu bernama En. Pelajar di MAN Jeuram, Nagan Raya. Cantik, dan tidak sedikit kawan-kawannya menaruh hati pada gadis itu. Pembawaannya juga sangat lembut dan benar-benar anggun. Secara kecerdasan juga ia tergolong sangat cerdas. Terbukti beberapa kali ia berhasil menjadi juara kelas. Tetapi, menjelang kelulusannya (tahun 2001), gadis ini menghilang. Selidik punya selidik, ia harus meninggalkan bangku sekolah, karena ia harus menikah. Seorang Kombatan GAM yang sering singgah ke desanya, Gampong Sawang Manee, ternyata memang sudah lama menaruh hati pada gadis ini. Sehingga, karena alasan sedang perang fii sabilillah, orangtua En juga perangkat desa tidak bisa menolak permintaan anggota GAM tersebut. Sehingga En pun dinikahkan dengan petempur yang tidak jelas apakah bisa menghidupi istrinya dalam suasana perang ataupun tidak. 2002, perempuan muda ini sudah menyandang status janda. Cita-citanya untuk bisa meneruskan pendidikan agar bisa menjadi guru terpaksa harus dilupakan, sebab status janda dirasakan tidak mengenakkan untuk disandang dalam usia yang belum melewati 20 tahun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun