Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Dada Lelaki

25 Maret 2010   15:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 1048 0
[caption id="attachment_102376" align="alignleft" width="300" caption="Lelaki (Gbr: Google)"][/caption] Menjadi lelaki yang sebenar lelaki, sama sekali bukan diukur dari memiliki rambut atau tidak, bidang atau tidak. Tetapi dada lelaki adalah dada yang sepenuhnya menjadi tempat yang nyaman untuk kekasih hatinya merebahkan kepala saat ia lelah. Ini merupakan tulisan yang memang saya tulis begitu saja. Jika kemudian disebut sebagai tulisan yang ditulis asal-asalan juga tidak menjadi persoalan buat saya. Apalagi memang, saya hanya mengalirkan saja apa yang terbetik di pikiran. Kenapa dada lelaki yang saya tulis? Sedangkan kalau melihat di mesin pencari seperti Google, justru dada wanita yang paling banyak dicari. Terkait ini, jelas bisa disimpulkan ternyata dalam hal cari mencari, dalam hal memanfaatkan internet perempuan jauh lebih bening hatinya dibanding dengan lelaki. Mau tahu angkanya yang persis, silahkan saja ketikkan kata kunci tersebut. Tetapi, fakta itu tidak berarti perempuan tidak membutuhkan dada untuk mereka bersandar. Sebab memang dada itu salah satu fungsinya juga untuk menjadi tempat bersandar mereka, seperti yang disebutkan sebelumnya. Baik, jika dada ini adalah untuk mereka, apakah kemudian kita lelaki hanya peduli pada bentuknya saja untuk membuat mereka merasa nyaman (lagi) bersandar di sana? Oh, ternyata tidak, sekekar apapun bentuk dada seorang lelaki, tidak akan berarti apa-apa jika di balik dada itu tidak berisi warna putih sedikitpun. Sehitam legam apapun sebidang dada lelaki, saat di sana berisi warna putih yang lebih terang dari sekedar lampu neon, saya kira mereka akan menjadikan anda sebagai lelaki satu-satunya yang paling dipuja mereka. Sebentar saya pergunakan kata "anda" di atas karena pertimbangan, untuk sekarang saya belum berhak memfungsikan demikian. Apa perlunya membicarakan ini? Fakta bicara, saat seorang lelaki tidak peduli terhadap dadanya sendiri, efek yang terjadi adalah istri yang merasa berada di neraka. Kekasih hati yang terus saja tersiksa saat kita justru merasa biasa-biasa saja. Bayangkan, istri gerah karena anda tidak peduli pada persoalan dada, anak-anak yang masih kecil sekalipun saat tidak memiliki kesalahan apapun (atau hanya kesalahan kecil saja dilakukan), bukan tidak mungkin tamparan, jambakan bahkan cakaran mendarat di tubuh kecil mereka. Kebetulan saya pernah melihat potret ibu-ibu yang melakukan hal demikian terhadap anaknya. Sebuah keadaan yang saya yakini tidak akan terjadi saat si Istri ini merasakan kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan bersandar di dada suaminya. Betapa, di televisi kita acap juga melihat ibu yang bahkan sampai membakar anak sendiri. Anak yang pernah dilahirkan dan disusui sendiri. Ternyata, soal dada memang bukan soal yang sederhana. Sebab dada tidak sekedar sebagai simbol [caption id="attachment_102378" align="alignright" width="298" caption="Bukan seperti ini yang disebut lelaki (Gbr: Google)"][/caption] sensualitas. Tetapi di sana juga memancar energi yang tidak hanya berpengaruh sekilas. Seorang lelaki kurus sekalipun, walau secara fisik dadanya tidak berisi daging yang memadai untuk menjadi 'bantal', namun saat ia peduli tentang isi dari dada itu, mereka akan tercatat di diary hari bidadarinya sebagai lelaki perkasa. Saya percaya lelaki seperti ini, kendati bertubuh kurus kering, tetap akan lebih layak disebut pahlawan. Anda membantah, tapi bukankah dia tidak pernah ikut dalam perang kemerdekaan dulunya? Ah, jangan persempit definisi pahlawan itu. Bukankah lelaki seperti ini menjadi inspirasi untuk sang Istri lebih semangat mengurus anaknya, sampai anak-anak tersebut tumbuh menjadi anak yang sebenarnya. Anak yang akan membuat dada lelaki kurus ini bisa tetap membusung walau tidak berdaging tebal dan berotot. Terus, anak-anak itu menjadi manusia yang sebenarnya karena mereka bisa menebarkan energi cinta, hingga dunia pun menjadi tempat yang tidak kalah dengan syurga. Silahkan juga berkunjung ke : Tukang Parkir

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun