[caption id="attachment_96533" align="alignleft" width="300" caption="Aku menulis pidato kematianku sendiri (Gbr: Google)"][/caption] Tercenung. Iya, saya merasakan takjub dengan seorang Belanda kaya pada jamannya namun memiliki pemikiran yang begitu penuh cinta. Cintanya itu begitu tercermin, bahkan dalam surat wasiat yang ia tuliskan
"... Maka hoetang jang laen jang di sabelah timoer soengei Karoekoet sampai pada soengei besar, anakkoe Anthony Chastelein tijada boleh ganggoe sebab hoetan itoe misti tinggal akan goenanya boedak-boedak itoe mardaheka, dan djoega mareka itoe dan toeroen-temoeroennja tijada sekali-sekali boleh potong ataoe memberi izin akan potong kajoe dari hoetan itoe boewat penggilingan teboe... dan mareka itoe tijada boleh bikin soewatoe apa djoega jang boleh djadi meroesakkan hoetan itoe dan kasoekaran boeat toeroen-temoeroennja,..." (seperti di kutip
di sini):
KEMBALI KE ARTIKEL