Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Surat Cinta Marcus Aurelius

29 Desember 2009   11:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 1189 0
[caption id="attachment_45242" align="alignleft" width="300" caption="Bukan sang kaisar yang diabadikan, tetapi pelajaran cintanya yang tidak diizinkan Tuhan menghilang begitu saja"][/caption]Lakukan hal-hal penting yang kelak bisa ditulis daripada sekedar menulis hal-hal penting untuk dibaca.

Sepintas mirip dengan kalimat yang pernah ditulskan Benjamin Franklin. Tetapi, saya yakin anda bisa melihat perbedaan dari kalimat diatas dengan kalimat Franklin yang di tuliskannya dalam Autobigraphy: "Bila setelah mati nanti, anda ingin untuk tetap diingat oleh orang-orang, maka tulislah hal-hal yang penting untuk dibaca. Atau, lakukan hal-hal yang penting untuk ditulis." Dalam pandangan mata saya yang memang sudah mulai merabun ini, kalimat Franklin mungkin lebih bijak. Karena ia menawarkan kedua pilihan itu dengan memposisikannya pada persandingan pilihan yang setara. Sedangkan saya--tanpa bermaksud untuk disebut lebih bijak dari Franklin--, cenderung ingin mengatakan, menulis hal-hal penting untuk dibaca tidak lebih penting dari melakukan hal-hal penting yang kelak juga bisa dituliskan. Topik disini jelas pada penting dan yang lebih penting antara menulis dan perbuatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun