Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Harga Orgasme (Politikus dan Pelacur )

2 November 2009   11:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 829 0
Sangat sedikit dari mereka yang bangga pada nurani. Mereka hanya mengenal libido dan memaksakan orgasmenya. Tanpa peduli pada rakyat yang terlihat dimata serupa pelacur. Sebenarnya aku kagum juga dengan beberapa politikus, mereka yang masih berkesempatan untuk berzikir di masjid-masjid. Mengikuti ritual di gereja-gereja, Viraha dan tempat-tempat yang menyediakan ruang untuk mendengar musik lembut kebenaran. Tetapi, sering juga kualirkan sajak-sajak berisi makian. Sajak itu, dengan bahasaku sendiri memaki mereka yang lebih memilih diskotik-diskotik, tempat-tempat pelacuran. Hanya berani merogoh kantongnya dengan beberapa uang recehan. Mendapatkan orgasme dalam desah egoisme. Sepulang dari sana, lantas mereka berpikir bahwa rakyat tidaklah lebih dari pelacur. "Cukup dengan beberapa lembar recehan, mereka bisa membuat aku orgasme. Aku bisa tiba di puncak nikmat." Mereka adalah orang-orang yang sangat percaya diri memang, meyakini bahwa tidak banyak pelacur yang akan berani berteriak bahwa mereka belum temukan orgasme. "Recehan itu lebih penting bagi mereka daripada sekedar orgasme. Biarlah aku dulu yang merasakan kenikmatan ini."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun