Aku merasakan sapaan Izrail dalam puisi-puisi tidak kutemukan gurat senyum di wajahnya walau hanya dalam ilusi Izrail seperti mengajakku untuk tidak mati hanya dalam puisi ataupun meregang nyawa hanya dalam imajinasi Lantas, kututupi gigil ngeri dalam helai-helai selimut sepi tapi, selimut itupun telah penuh oleh duri Kupaksakan Izrail mengenal cinta seorang diri meski gemetar menyelimuti serupa kelambu di ranjang-ranjang dalam hati Aku bingung, aku resah dan nyaris pingsan dalam sepi ini Izrail enggan dengarkan semua puisi Meulaboh, 29 Okt 2009
KEMBALI KE ARTIKEL