[caption id="attachment_23480" align="alignleft" width="300" caption="Seminar Advokasi Kesehatan"][/caption]
Pelan, airmata menitik, gerimis. Ada sesak dalam hati. Bukan sedih. Tetapi rasa terharu yang begitu kuat memeluk jiwaku. Baru saja, seorang sahabat yang berada beribu mil dariku, mengirim pesan padaku,"joel---panggilannya untukku--. tulisanmu menambah semangatku yang akhir2 ini labil, dengan cobaan yang telah aku jalani selama ini --kamu tahu yang kumaksud-- aku masih jauh dari rasa syukur...semangat nulis ya!! Dan jangan lupa dishare ke aku." Membaca pesannya, aku merasakan diriku seperti api kecil yang tersiram bensin. Berkobar, ingin kubakar semua rasa sedih di hatinya, menjadi abu. Pernah kudapatkan penghargaan atas tulisan yang kuikutkan dalam sebuah perlombaan menulis. Tetapi kebahagiaan yang kurasakan dari pesan sahabat ini jauh lebih besar, menggunung. Ada rasa ingin untuk berlari, 'menggebrak' meja kerja
Mas Is dan menarik pesawat yang membawa
Kang Pepih ke Mekkah, untuk beritahukan:"Kompasiana ini telah menjadi obat juga untuk mereka (Vitamin K), menjadi obat yang lelah sampai ke mereka yang nyaris patah arang. Kembali bangkit. Menulis disini memberiku banyak inspirasi. Dan ternyata, meski aku menulis dengan tanpa bayaran dari siapapun. Kompasiana ini menjadi media untukku bisa kembalikan semangat seorang sahabat." Iya, ingin kuteriakkan kalimat itu ke mereka, sambil memeluk mereka dengan sepenuh cinta.
KEMBALI KE ARTIKEL