Douwes Dekker, A.R. Baswedan, Tjoe Bou San, Liem Koen Hian dan masih banyak lagi adalah bukan berdarah asli indonesia bahkan ada pula yang tidak terlahir di Indonesia. Tetapi sejarah mencatat andil mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Bahkan boleh dibilang kecintaannya terhadap negeri ini melebihi kecintaan terhadap 'tanah leluhur mereka. Tidak hanya mereka yang berjuang dimasa lalu, sekarang ini banyak juga 'ekspatriat' yang memberi andil luarbiasa untuk bangsa dan negara ini serta layak disematkan 'titel' pahlawan kepadanya.
Sepertinya ideologi kepahlawanan sebagai wujud sebuah perjuangan pantang menyerah yang bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Hal itu tidak bisa lagi dipersempit oleh patriotisme karena ini sudah mencakup hal-hal yang bersifat universal/umum. Dengan landasan cinta-kasih, kepedulian terhadap mereka yang menderita, kepedulian terhadap lingkungan, kepedulian terhadap pelestarian budaya serta perasaan senasib dan rasa tanggung jawab. Atau persamaan ideologi maupun keyakinan yang mampu menembus batas administrasi dan kewilayahan suatu negara serta mampu melebur beberapa perbedaan. Bahwa patriotisme merupakan sikap yang penting ditanamkan tetapi lebih penting lagi menanamkan sikap universalitas. Karena kita bagian dari dunia dan tinggal di bawah langit yang satu.
Itu berarti negara dan bangsa bukanlah segala-galanya yang patut dibela. Perlu untuk melihat realitas, fakta, dan asas kebaikan. Jika bangsa dan negara salah, apa perlu dibela? Sikap berlebihan dalam mencintai dan membela bangsa serta negara akan melahirkan CHAUVINISME, KOLONIALISME, FASISME, bahkan ZIONISME.