Televisi,sekarang siaran mereka merata,semuanya 24 jam nonstop laiknya supermarket di pinggir jalan raya.Dan yang kebanjiran order yaitu pelawak,dari sahur hingga berbuka ada saja mereka.Andai tidak lucu jangan berharap menuai rejeki,mungkin itu 'slogan' komedi saat ini.Acara reguler mulai tergeser,acara ramadhan kian berkumandang.
"Pak...minta pak..!",seru seorang pengemis di iklan produk komunikasi.Para pengemis berbondong-bondong 'urban' ke kota.Untungnya jakarta telah membentengi dengan PERDA yang melarang memberi ke peminta-minta di jalanan,efektifkah.....kita tunggu saja.
Ustadz laris manis habis 'jualannya',bahkan dirasa kurang sehingga offairpun diserbu.'Sejuta umat' memang kini tiada tetapi masih ada si 'ustadz jamaah' nur maulana menyemarakan walaupun tak bisa dianggap setara.
Jangan sampai keliru,antara ustadz dan pelawak hampir tak ada beda,lucu semua.Bagai koko dengan kolak,mereka memperindah dan mempermanis ramadhan kita.Tetapi kalau terlalu manis tentunya eneg juga....