Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Kedigayaan Kapitalisme Dan Wacana Anti Komunis Dalam Konteks Masyarakat Indonesia : Kegagalan Revolusi Komunis Marxian

29 Juli 2014   08:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:57 34 0
Dalam tulisan ini penulis akan mengulas mengapa gerakan sosial, misalnya gerakan buruh yang bahkan sudah diinsitusionalisasikan dalam agenda nasional yang mewujud pada hari buruh tidak mendorong Indonesia bergerak menuju ke era komunis. Sejatinya gerakan-gerakan sosial massal yang terjadi di Indonesia tidak hanya nampak pada aksi buruh yang menuntut keadilan, bahkan pada tahun 1998 kita bisa melihat bagaimana para mahasiswa yang merupakan representasi segmen intelektual dalam struktur masyarakat Indonesia beraksi untuk menggulingkan struktur politik yang hitam. Salah satu pendorong dari aksi para demonstran tersebut lekat dengan korupsi di tubuh pembangunan Indonesia yang dibalut oleh kekuatan kapitalisme. Menurut pemikiran Marx seharusnya aksi dialektik ini berujung pada masyarakat komunis, namun pada faktanya hingga tulisan ini dibuat penulis justru hidup di era kemajuan demokrasi dan demokrasi di Indonesia justru semakin matang sebagaimana yang pernah disinggung oleh Dr. Victor Silaen. Penulis juga akan memaparkan mengapa pembangunan kapitalistik justru merajalela padahal Marx menyebutkan bahwa moda produksi kapitalistik mengandung benih kehancuran bagi dirinya sendiri. Buah dari pembangunan kapitalistik ini tentu saja gaya hidup perkotaan yang mewah dan hal ini terkadang bersifat lintas kelas.

Apa yang nampak dalam konteks Indonesia masa kini justru mewujudkan apa yang dikemukakan oleh para pemikir pluralis yang menekankan pada kebebasan individu. Filsuf yang menanam benih pemikiran pluralis ini, misalnya Jean J. Rosseau. Paradigma pluralis (terutama perspektif sosiologi interaksionis) melihat bahwa masyarakat heterogen dan setiap individu punya ciri khas masing-masing. Tentu saja jikalau berpijak pada paradigma tersebut keberadaan para individu yang berbeda harus dijamin. Kebebasan individu sendiri sangat nampak pada konteks demokrasi Indonesia walaupun kebebasan ini sendiri tetap dibatasi oleh struktur. Dengan konteks seperti ini jelas hantu komunis sama sekali tidak menguasai republik ini. Ia hanya bergentayangan dan diresponi secara negatif oleh banyak pihak yang tak ingin komunis merasuk di Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun