PoliticaWave.com - ELEKTABILITAS Gita Wirjawan terus naik di media sosial. Bersama calon peserta konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat lainnya, Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan meninggalkan peserta konvensi yang lain. Berdasarkan monitoring dan analisis media sosial Politicawave, elektabilitas Gita dan Dahlan tidak terpaut jauh. Analis sekaligus pendiri Politicawave, Yose Rizal, Senin (30/12) mengatakan, persaingan Gita dan Dahlan di media sosial cukup seru karena saling salip. “Hanya dua orang ini yang menonjol,” kata Yose di Jakarta. Di posisi ketiga memang ada peserta konvensi lain yakni Anies Baswedan, namun jaraknya cukup. Sementara peserta lain malah tidak terlihat pergerakannya di media sosial,” ujar Yose. Ada 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat. Selain Gita dan Dahlan ada nama-nama lain yakni Anies Baswedan, Marzuki Alie, Sinyo Harry Sarundajang, Endiartono Sutarto, Pramono Edhie Wibowo, Ali Masykur Musa, Dino Patti Djalal, Hayono Isman, dan Irman Gusman. Media sosial yang diamati oleh Politicawave menurut Yose adalah Twitter, Facebook, blog, berita online, youtube, dan forum online. Empat kategori yang diamati adalah tingkat pengenalan (
trend of awareness), elektabilitas calon presiden (
candidat electability), pembagian tingkat pengenalan antar calon presiden(
share of awareness), dan pembagian pengguna sosial media (
share of citizen). Dari empat kategori tersebut, hasil semuanya menempatkan Gita dan Dahlan di posisi teratas. Hasil monitoring tanggal 22 - 28 Desember 2013 misalnya,
trend of awareness Gita cenderung menanjak yakni 1.357 poin. Sementara Dahlan anjlok dengan hanya mendapat 702 poin, diikuti Marzuki Alie 290 poin. Untuk
share of awareness yang diambil dari jumlah percakapan media sosial, Gita mendapat prosentase 25,5% dan Dahlan 39,7%. Sedangkan
share of citizen yang dihitung dari jumlah unit pemilik akun (
unique account) rasionya Gita 25%, dan Dahlan 40,5%. Yang paling jadi perhatian adalah indeks elektabilitas yang diamati. Ini mengacu pada 4 hal yakni
sentiment index,
EMSS (earned media share of voice by sentiment),
net reputation, dan
unique user.
Sentiment index adalah indeks yang mengukur margin perbandingan antara sentimen tiap kandidat dibandingkan dengan keseluruhan kandidat. Sementara EMSS adalah perbandingan antara
mention positif atau negatif dengan jumlah user.
Net reputation (NR) adalah nilah bersih dari bilangan reputasi
brand (kandidat) di dalam media sosial. Sedangkan
unique user adalah jumlah unit pemilik/pengguna akun. Mengacu pada empat hal di atas, Gita dinilai unggul dan lebih efektif dibandingkan Dahlan.
Sentiment index Dahlan 2,19 vs Gita 5,84; EMSS 36,32 vs 31,72; Net reputation 83,68 vs 86,98, dan akun unik 8.570 pengguna vs 5.294 pengguna. “Kalau baca hasil indeks elektabilitas ini, Gita lebih efektif dari Dahlan. Sebab, dengan jumlah akun yang lebih sedikit tapi menghasilkan dampak yang positif dan hasilnya signifikan,” kata Yose. Nilai dari pembicaraan di media sosial yang dilakukan Gita, menurutnya memiliki trend yang sangat bagus. Yang menarik, kata Yose, Gita dan timnya melakukan ini dalam waktu singkat yakni dalam tempo waktu 2 bulan terakhir saja. Sementara itu, pengamat politik pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI), Audy Wuisang mengatakan, kinerja tim sosial media Gita cukup solid dan efektif. "Mereka mampu menembus dominasi nama-nama besar seperti Prabowo dan Jokowi,” kata Audy. Ia menilai, ke depan persaingan untuk mengumpulkan dukungan akan semakin menarik karena masih cukup waktu untuk bermanuver. Soal media sosial yang diamati oleh Politicawave, Audy melihat ini sebagai sebuah instrument politik. Media sosial dinilai bisa memengaruhi preferensi pemilih. "Mereka kelompok kritis tapi sekali memberi dukungan akan sangat militan dan ikut mempengaruhi opini publik," kata Audy. Anggota Tim Media Gita Wirjawan, Michael Umbas mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah-langkah untuk mengangkat elektabilitas Menteri Perdagangan itu. "Bak gayung bersambut, publik jejaring sosial menyambut positif,” katanya. Hal ini, katanya, tak lepas dari banyaknya isu terkait kaum muda dalam upaya sosialisasi yang dilakukan.
KEMBALI KE ARTIKEL