Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rupa Ingatan

27 Maret 2015   12:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 22 0


Kau malam tak bertepi.
Tapi sunyi seperti batu bata yang menyisakan ruang,
dari jendelanya kusisir perlahan bulu matamu;
ngarai yang juga menjatuhkan dan menjauhkanku
lewat nestapa.


Lalu kupahat tinggi raut wajahmu yang senyum semanggi
dari atap handarbeni.
Daun pintu talingan srikandi,
buah dari cendana kuning langsat,
apa yang kupetik kemarin dari warna kulitmu
usai keringat menjadikannya ambarsari.

Di sudut ruangan masih ku lukis mayari,
saripati tiap helai rambutmu.
Sedang cahaya mulai redup menjelang kemarau
kau tetap hilir sungai air ariti,
apa yang pernah menenggelamkanku sedalam ruas jari kaki
lewat sudut matamu yang indurasmi.


Yogyakarta, 27 Maret 2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun