Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Aku, Nelangsa, dan Rasa: "Perkenalan"

16 Februari 2022   21:40 Diperbarui: 16 Februari 2022   21:40 280 0
Aku memeluk tubuhku erat. Angin malam mulai masuk melalui celah-celah jaketku. Sedingin inikah angin malam di awal bulan Januari? Aku melihat jam di pergelangan tanganku, mulai mempercepat langkah kakiku karena ia telah menunjukkan pukul 11 malam. Sebenarnya aku sangat menyukai malam. Berjalan di bawah langit-langit bertabur bintang, bersamaan dengan angin malam yang menerpa tubuhku, dan aku menyukai heningnya malam. Tapi percuma saja untuk saat ini. Membayangkan tatapan Ayah yang sudah lebih tajam dari biasanya ketika aku sampai di rumah saja pastinya sangat menyebalkan.

Jakarta masih ramai. Namun, sudah sedikit lebih gelap dari biasanya. Beberapa pedagang di pinggir jalan pun mulai mengemas barang dagangannya. Anak-anak jalanan mulai menggelar tikar di emperan jalan raya untuk mengistirahatkan badannya. Aku melangkahkan kakiku ke halte dipinggir jalan. Menunggu apakah masih ada bus yang lewat walau sudah larut begini. Jika tidak, berarti itu sebuah pertanda bahwa aku harus berjalan lagi atau naik taksi dengan pengukuran argometernya yang menguras seisi dompetku.

Aku sebenarnya tidak suka pulang. Aku tidak menyukai rumah, di mana Ayah hanya akan berteriak jika aku melakukan kesalahan kecil, lalu setelahnya aku akan merasakan gemetar seluruh tubuh dan tidak pernah bisa menjawabnya. Bodoh. Kemudian aku akan disudutkan, untuk sekian banyaknya kesialan yang kuperbuat. Ya, begitulah diriku. Ada beberapa hal sial sampai aku harus selalu disudutkan, dan ada beberapa hal menyenangkan yang kemudian akan dibesar-besarkan oleh ibu yang sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan. Membosankan.

"Mbak, mau kemana malam-malam begini? Mari saya antar. Tenang saja, sampai depan rumah, kok," ucap lelaki yang sepertinya lebih tua beberapa tahun dariku dengan motor tuanya, tak lupa ia juga mengedipkan matanya dengan genit. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun