Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Permasalahan di Balik Reklamasi Teluk Manado

7 Oktober 2014   15:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:04 237 1
Bersyukur akhirnya bisa mendarat dengan sehat walafiat di Kota Manado. Awalnya hanya ingin menjadi wisatawan dan menikmati pembangunan kota ini sebagai pendatang. Sebelum keberangkatan ke Manado, saya sudah mengabari teman yang bekerja di LSM Kelola dan menjadi Kontributor untuk situs mongabay.co.id. Setelah 3 hari menyusuri Kota Manado sendirian, walau hanya masih seputar Jalan Pierre Tandean terkenal dengan Jalan Boulevard yang menjadi icon Kota Manado. Akhirnya pada hari ke-empat saya dan rekan tersebut membuat janji untuk bertemu dan sekedar nongkrong bareng.

Awalnya hanya obrolan ringan dan seputar spot-spot di Manado yang bisa dijadikan tempat hunting. Hingga akhirnya, obrolan kita tersangkut pula dengan masalah pekerjaan beliau tentang reklamasi Teluk Manado yang telah berjalan hampir 10 tahun.

Sebelum bertemu dengan beliau, dan mengamati secara langsung hasil reklamasi, asumsi awal saya adalah masyarakat Kota Manado menikmati hasil reklamasi. Buktinya pembangunan sangat masif di kawasan tersebut. Mulai dari Kawasan Manado Town Square, hingga kawasan Mega Mas yang terkenal itu. Pada akhirnya, beliau ini mencoba membuka wawasan saya dari perspektif yang berbeda.

Kenyataannya, reklamasi menyisakan permasalahan yang sangat komplek di berbagai bidang, khususnya di kalangan para nelayan tradisional. Beruntungnya, saya berkesempatan mengunjungi rumah singgah (basecamp) nelayan tradisional yang masih melaut. Akhirnya setelah audiensi dengan orang-orang di basecamp, saya menyadari bahwa seringkali pemerintah mengabaikan hak-hak masyarakat luas demi kepentingan investor dan mengrobankan alam.

Akhirnya, setelah membandingkan Teluk Manado pra dan pasca reklamasi sangat jauh lebih baik sebelum reklamasi, Dikesempatan lain saya berjanji akan memberikan foto tersebut untuk kompasioner. Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk menghentikan reklamasi teluk Manado, sayangnya awareness masyarakat di luar Kota Manado, bahkan saya sebelum berkunjung ke tempat ini sama sekali belum mengetahui.

Dulunya masyarakat nelayan dan perkampungan nelayan di Teluk Manado yang dapat leluasa memanfaatkan hasil laut untuk kehidupan sehari-hari berjumlah ribuan nelayan, kini hanya puluhan saja. Para nelayan yang hanya memiliki  keahlian untuk melaut tersebut, dipaksa untuk mengganti pekerjaannya, mirisnya sebagian dari mereka sama sekali tidak mendapatkan manfaat reklamasi yang justru menghilangkan lapangan pekerjaan mereka dan menghilangkan harapan anak-anak para nelayan untuk meraih cita-citanya.

Walau pada kenyataannya, sebuah kebijakan tidak akan pernah menyenangkan semua orang, hanya saja kebijakan tersebut jangan sampai hanya untuk kepentingan segelintir saja yang pada akhirnya mengabaikan kepentingan hajat hidup orang banyak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun