Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Terdamparku di Chentingsari

23 September 2010   10:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:01 112 0

Rasanya pandanganku semua kelabu. Tidak bercorak atau berbentuk. Hanya keperihan hati yang mengalir bergelombang beriringan dengan ombak tinggi. Hatiku hanyut mengingat perpisahanku dengan calon suamiku. Dia pergi dariku tuk seorang wanita lain. Wanita yang ternayata tunangannya. Lelaki memang brengsek!! Lalu buat apa diriku selama ini berhubungan manis dengan dia. Apakah aku hanya menjadi sebuah boneka saja untuknya. Aku terkapar. Pikiranku kalut. Aku terus berjalan menuju suatu desa yang akan kutujuh “Camplon Desa”, lebih baik aku menyetujui untuk meniliti desa ini daripada bermuram durja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun