Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Yudas Iskariot, Murid yang Diberkati Tuhan

18 April 2011   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 5713 0

Di kalangan Kristen, nama Yudas Iskariot bukan nama yang asing lagi. Dia dikenal sebagai pengkhianat karena telah menyerahkan Tuhan Yesus kepada imam-imam kepala hanya demi 30 keping perak.Tak heran jika ada banyak kecaman dan kutukan, bahkan hingga saat ini, padahal Yudas adalah orang yang juga sangat diberkati, sama dengan murid-murid lainnya.Sedikitnya ada 3berkat besar yang telah dicicip oleh Yudas.Pertama dia telah mendapat Anugerah Tuhan untuk menjadi murid Yesus.Dalam Alkitab arti murid lebih merujuk pada istilah pengikut, atau yang dalam istilah dalam bahasa Jawa disebut sebagai cantrik – orang yang harus tunduk, patuh, taat pada orang yang diikuti demi memperoleh ilmu atau pengajaran tertentu.Alih-alih Yudas tunduk pada gurunya, menjual Yesus justru menjadi klimaks nyantriknya (pengabdiannya).

Berkat kedua, sama seperti murid lain Yudas mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung selama tiga tahun bersama Yesus.Ini adalah kesempatan yang luar biasa yang tidak semua orang miliki.Tidak hanya belajar teori secara intensif, tapi juga belajar praktek langsung dari sang guru.Sebuah perpaduan sistem ajar yang sangat brilian – yang kini dikembangkan oleh banyak orang.Namun sayang pola ajar yang maksimal tidak juga membuat murid serta merta mudah paham. Padahal pengajaran Yesus acap kali mengunakan perumpamaan yang sangat kontekstual dengan budaya dan keseharian para murid, termasuk Yudas.

Berkat ke tiga adalah Yudas juga disebut Rasul, sebuah gelar atau jabatan kehormatan untuk orang yang diutus Yesus secara langsung.Istilah ini kerap digunakan untuk menunjuk ke 12 murid Yesus.Mereka adalah saksi hidup Kristus yang menceritakan berita Injil kepada banyak orang – namun oleh karena ketidaktaatan Yudas, kesempatan ini pun lenyap.

Tidak saja masuk bagian dalam ke 12 Rasul Kristus, Yudas juga dipercayakan tugas pelayanan yang sangat strategis dengan menjadi bendahara.Namun lagi-lagi Alkitab mencatat justru Yudas jatuh gara-gara hatinya terikat pada mamon – uang yang seharusnya dikelola dengan bertanggungjawab bagi pelayanan yang Yesus lakukan bersama para murid.

Bukan Yesus tidak mengasihi Yudas, atau Yesus salah pilih murid.Secara eksplisit setidaknya telah beberapa kali Yesus memberi kesempatan agar Yudas bertobat, kendati dengan cara mengingat dan memperingatkan tentang perbuatan yang akan dilakukan Yudas terhadap-Nya – ini juga berkat besar lain yang Tuhan berikan pada Yudas.Dalam Yohanes 13:21-27 misalnya, Yesus memperingatkan tentang satu diantara murid akan menghianati Dia "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”. Kemudian murid bertanya siapakah itu? Lalu di ayat yang ke 26 Yesus menjawab "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Tidak berselang lama Tuhan Yesus mengambil roti dan mencelupkan roti lalu diberikan kepada Yudas.Lebih tegas lagi Yesus memperingatkan Yudas di ayat ke 27 "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.".

Jika membaca runutan ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa yang dimaksud Yesus adalah Yudas.Namun sayang, nurani Yudas betul-betul sudah imun terhadap kebenaran.Alih-alih Yudas sadar lalu memohon ampun, dia justru terbawa hasutan Iblis hingga rela menjual gurunya dengan ciuman.

Anugerah dan kesempatan Tuhan yang besar terhadap umat kerap menghampiri kita.Tapi sangat disayangkan kesempatan itu acap kali berlalu begitu saja.Jangankan segera lekas berubah, mengerti dan bersyukur terhadap anugrah Tuhan pun absent dilakukan.Inilah yang kerap menghampir saya, mungkin juga anda, sama seperti single terbaru Lady Gaga bertajuk “Judas” yang menceritakan tentang pergumulan manusia berjalan menuju terang hidup, berusaha merengkuh cahaya, sementara setan mengintip dari belakang dan siap menerkam – bernyanyi tentang kekudusan, namun jatuh cinta pada Yudas, simbol kejahatan.Slawi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun