Seharusnya, pihak yang bersangkutan dalam lembaga ini harus mencermati secara teliti sebelum menuduh seseorang sebagai pelaku suatu tindak kejahatan. Tindakan sembrono ini dapat merongrong kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum.
Kasus kesalahan penangkapan terhadap Pegi Setiawan tidak boleh dianggap sebagai akhir dari cerita. Malahan, hal tersebut berpotensi menimbulkan implikasi serius bagi reputasi lembaga ini, dengan potensi munculnya lebih banyak kasus serupa. Contoh lain adalah kasus Mirna, di mana Jesica dijadikan tersangka dalam kasus pencemaran sianida pada minuman Mirna.
Persepsi masyarakat yang meragukan kualitas lembaga kepolisian ini semakin berkembang, terutama jika proses hukum dijalankan secara tidak adil. Dalam kasus Pegi Setiawan yang kemudian diketahui sebagai salah tangkap, ketiadaan bukti yang kuat semakin mempertanyakan kredibilitas lembaga kepolisian.
Tak hanya itu, tindakan yang merugikan juga dialami oleh tokoh publik seperti Hengky Tornado, yang dituduh menggunakan narkoba tanpa bukti yang memadai. Praktik tersebut menimbulkan dugaan bahwa penempatan barang bukti dilakukan dengan sengaja oleh oknum di lembaga kepolisian.
Episode ini membawa dampak yang signifikan terhadap persepsi masyarakat terhadap proses hukum yang dijalankan oleh aparat kepolisian. Kesalahan penangkapan Pegi Setiawan oleh pihak kepolisian Jabar menciptakan kesan bahwa penegakan hukum belum dilakukan secara obyektif. Pertanyaan muncul, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar dalam kasus pembunuhan Ekky dan Vina? Masyarakat dibiarkan terjebak dalam misteri yang belum terselesaikan dengan jelas.
Adalah kewajiban lembaga kepolisian untuk memperbaiki citra dan kembali membangun kepercayaan masyarakat terhadap keadilan setelah insiden penangkapan yang keliru.