Di tengah deburan ombak bengis kau tak henti menganyam asa. Di antara buih-buih yang pecah jadi darah, gelombangnya pelan-pelan kau renda. Dihadang kabut egoisme tetap kau tambang pernak-pernik permata. Dalam kekaukan komunikasi kau lentur, cakap, tegar suarakan cita-cita
KEMBALI KE ARTIKEL