Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Payudara_Skylashtar Maryam

9 Juli 2012   14:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:08 484 4
Judul : PAYUDARA (Kumpulan Cerpen)
Penulis : Skylashtar Maryam
Penerbit : SkylArt Publisher (Juli, 2012)
Halaman : xii + 133 halaman
Harga : Rp. 39.000,-

-------
Tema besar kumpulan cerpen ini adalah perempuan dan kemiskinan. Dalam cerpen-cerpennya, kemiskinan dan perempuan seolah-olah berkelindan, saling mengukuhkan, saling menegaskan. Tokoh-tokoh perempuan dalam cerpen-cerpen ini adalah perempuan-perempuan yang dimarjinalkan, perempuan yang harus mempertahankan hidup dari kerasnya kehidupan dengan cara apapun, meski itu adalah melukai dirinya sendiri.

Ada Isum yang membakar suami dan selingkuhannya, ada Sukaesih yang bunuh diri dengan memakan racun tikus, ada Ijah yang malam-malam buta memperbaiki makam putrinya, ada Marni yang bayinya meninggal dan tak punya uang untuk membeli pemakaman. Ya, hampir semua tokoh dalam cerpen ini bergelut dengan kemiskinan. Mempertaruhkan apa saja untuk bisa mempertahankan hidup.

Namun saya menangkap ada keberpihakan penulis dalam setiap ceritanya. Sebab hampir dalam setiap cerpen, tidak ada tokoh laki-laki yang baik. Hampir dalam setiap cerpen, selalu dihadirkan suami yang menyiksa istrinya, suami yang meninggalkan istrinya, melakukan tindak kekerasan seksual pada istri, atau bapak yang meniduri anak tirinya, meski ada satu tokoh suami yang baik, namun impoten.

Apakah ini sebuah keberpihakan penulis? Saya menangkapnya demikian. Apalagi ketika penulis mengatakan di pengantarnya bahwa kumpulan cerpen ini merupakan sebuah teriakan terpendam perempuan-perempuan ketika dibenturkan kepada opini masyarakat dan peradaban. Penulis hanya ingin bercerita, ingin menunjukkan pada pembaca bahwa segala macam perih dan luka itu ada, bukan hanya isapan jempol atau berita-berita di media massa.

Mungkin itulah Skylashtar Maryam, penulis yang ingin mewakili perempuan-perempuan yang dimarjinalkan. Kalau kita andaikan hujan sebagai kehidupan perempuan, maka Maryam menyodorkan kaki-kaki kegetirannya kepada kita lewat cerpen-cerpennya.

(Toni Lesmana - Cerpenis)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun