Dalam perjalanan sejarah, Kersanan Ndalem memiliki peristiwa akulturasi kuliner yang menambah keberagaman kuliner Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Pada masa itu, pergaulan antara Keraton dan Belanda terjalin sangat erat. Gubernur Jendral pada waktu itu sering datang ke Keraton untuk bersilaturrahmi. Salah satu kebiasaan orang Jawa, Sri Sultan Hamengkubuwono VII selalu mengadakan perjamuan makan. Namun ada beberapa kendala yang terjadi saat jamuan makan yaitu orang Belanda memiliki kebiasaan minum bir dalam setiap perjamuan makan. Bir akan saat mahal harganya karena harus diangkut dari Amsterdam, sebagai status kekayaan kerajaan, bir ini harus diminum juga oleh para abdi dalem (Murdijati, 2010). Keraton berusaha membuat suatu kreasi minuman yang tampaknya seperti beer dan tidak beralkohol. Minuman ini kemudian dikenal sebagai beer djawa. Beer djawa kemudian menjadi salah satu alat diplomasi politik bagi Keraton untuk menunjukkan status dan kedudukan sosialnya.
KEMBALI KE ARTIKEL